Banyak Pengusaha Emas yang Sudah Gulung Tikar
Giri yang terletak di Kabupaten Gresik masih dikenal sebagai sentra pengrajin emas di Jawa Timur. Namun seiring perkembangan zaman kondisinya mulai goyah. Salah satu penyebabnya adalah krisis moneter tahun 1999 yang melanda Indonesia. Para pengusaha pengrajin emas yang sebelumnya menjamur satu persatu gulung tikar ketika badai ekonomi itu melanda.
——————————
Siang itu jalanan Giri yang biasanya ramai dengan aktivitas peziarah ke Makam Sunan Giri nampak sepi. Hanya pos ojek di pelataran parkir makam yang tampak ramai dipenuhi tukang ojek yang menawarkan jasa ojek ke beberapa peziarah. Beberapa pemuda terlihat sedang asyik nongkrong di warung kopi yang memang banyak berdiri di Giri. Sebut saja salah satunya adalah Anton (28), pemuda setempat yang mempunyai profesi sebagai pengrajin emas. Siang itu dia mengaku sedang tidak mempunyai pekerjaan untuk membuat cincin, kalung, giwang maupun perhiasan lain di tempat juragannya. Anton mengatakan bila juragan yang ia tempati belum mendapatkan orden untuk membuat perhiasaan.’’Ya beginiliah, masih nganggur. Lebih baik dibuat nongkrong saja di warung kopi,’’katanya.
Anton adalah secuil pengrajin emas di Giri yang sekarang lebih banyak menganggurnya dari pada bekerja. Pasalnya seiring adanya krisis ekonomi pada tahun 1999 di Indonesia, usaha pengrajin emas di desa itu sudah mulai surut. Menurut Kepala Desa Giri Ainul Ghoery, juragan emas yang ada di desanya hanya tersisa sebanyak 10 orang saja dari semula sekitar 30 hingga 40 orang. Rata-rata mereka mengalami kebangkrutan ketika krisis ekonomi tahun 1999 melanda Indonesia.’’Padahal setiap juragan memiliki tenaga pengrajin antara 10 hingga 20 orang. Bayangkan berapa sekarang yang menganggur,’’ ucapnya.
Dia memperkirakan warga Giri yang masih mengeluti profesi pengrajin emas tinggal sekitar 40 orang saja. Padahal dulunya hampir semua masyarat Giri berprofesi sebagai pengrajin emas.’’Sekarang banyak yang beralih profesi menjadi tukang ojek maupun buruh pabrik,’’ tuturnya.
Masa jaya pada tahun 1990-an
Beberapa kalangan pengrajin emas Giri memperkirakan industri pengrajinan emas Giri mencapai masa kejayaan sekitar tahun 1990 hingga 1999. Saat itu hampir tidak ada masyarakat Giri yang mempunyai profesi selain sebagai pengusaha dan pengrajin emas. Bahkan bisa dibilang profesi pengrajin emas adalah satu-satunya profesi kebanggaan masyarakat di sana dan telah menjadi tumpuan hidup. Mayoritas saat itu perhiasaan hasil kreasi anak-anak Giri dibeli oleh juragan emas keturuan tionghoa. Namun ada juga pedangan emas lokal dari Gresik dan dari beberapa kota di Jatim seperti Surabaya, Lamongan, Tuban, Madura, dan beberapa kota yang lainya. Biasanya juragan emas dari Madura akan datang ke Giri untuk memborong perhiasaan selepas panen tembakau tiba.
Karenanya kala itu profesi pegrajin emas di Desa Giri dianggap sebagi profesi yang sangat menjanjikan. Bahkan banyak anak Giri yang tidak mau menjadi PNS maupun buruh pabrik karena mereka menganggap profesi itu adalah profesi rendahan. Ghoery mengatakan, waktu itu anak lulus SD saja sudah tidak mau melanjutkan sekolah karena ingin menjadi pengrajin.
Krisis 1999 turunkan daya beli masyarakat
Muhammad Nur Faiz salah satu Juragan Emas Giri mengatakan, krisis ekonomi pada tahun 1999 membuat daya beli masyarakat terhadap perhiasan emas menurun drastis. Kondisi itu dipicu akibat pendapatan masyarakat waktu itu yang cenderung rendah. Padahal saat krisis ekonomi melanda tanah air, harga emas meroket tajam. ’’Sebelum krisis yang 24 karat satu gramnya hanya Rp 75.000. Saat itu telah mencapai Rp 300.000. Akibatanya, order pembuatan emas pun mengalami penurunan dratis di Giri’’ kata Faiz.
Faktor lain menurunnya orderan untuk membuat emas waktu itu karena harga emas di pasaran tidak stabil. Akibatnya banyak juragan yang mengalami kerugian apabila memaksakan diri membuat perhisaan. ’’Sehari harga naik, hari berikutnya turun. Sehingga, kami tidak bisa memprediksinya. Kalau dipaksakan membuat khawatir harga anjlok dan akan rugi besar,’’ungkap Faiz.
Namun di luar masalah krisis moneter masalah lain yang menjadi faktor semakin terpuruknya usaha pengrajinan emas di Giri adalah munculnya pabrik pembuatan emas. Hal itu membuat banyak juragan emas tionghoa mengalikan ordernya ke pabrik yang lebih modern.
vina says
pusat perajin emas juga ada di lamongan, di Sendang Duwur yo mas.
Anam Rifai W says
loh iyo ta,,wah malah aku gak ngerti…berarti kapan2 kenek dikunjungi…
duris says
kasihan mas juragannya bangkrut pegawainya ngangur. klo sekarang banyak yg beralih ke monel 2x atau perak.kemaren aq barusan buat cincin perak
Edi Purwanto says
Terimakasih Mas Duris, Itulah nasib UMKM di negara kita yang tidak kunjung membaik.
Irawan Budi S says
Mas Anam bagaimana ya supaya pengrajin kemasan bisa kembali bekerja, mengingat sekarang sudah banyak bermunculan pabrik2,terlepas harga emas melambung tinggi.Kalau kita hanya bercerita sejarah itu juga baik tapi akan jadi lebih baik lagi kalau kita juga membantu para pengrajin tersebut untuk menemukan orderan atau pesanan.Karena di jawa timur ternyata banyak pengrajin kemasan selain Gresik,Lamongan,Sidoarjo, bahkan Bangi Pasuruan Juga ada. Ayo bareng-bareng kita perbaiki masa depan kerajinan kemasan.Dan pekerja dan keahlian mereka tidak kalah dengan hasil mesin.
M. Rahim says
Kebetulan aku lg butuh pengrajin emas yg jujur dan profesional dan mau kerja di tempatku (kalimantan), yg minat hub 081257571415