Ubi Gunung Kawi memang lain dari ubi yang lain. Ubi ini memiliki kekhasannya sendiri dengan rasa yang lebih manis. Maka tak heran jika di sepanjang jalan menuju Kota Kepanjen banyak toko pracang yang menjual produk unggulan dari daerah Gunung Kawi ini. Salah satunya adalah toko “Lestari” yang di kelola oleh Sri Lestari. Yang menarik dari penuturan Sri Lestari, tokonya merupakan salah satu toko yang paling awal yang menjual ubi Gunung Kawi di daerah ini. Ibu dua anak ini setidaknya sudah menjajakan ubi gunung kawi ini selama 25 tahun. Saat itu belum ada penjual ubi gunung kawi selain dirinya.
Beberapa tahun setelah Sri Lestari menekuni bisnis ini, muncul penjual-penjual lain yang menjajakan dagangan yang sama. Sebelum ibu ini menjual ubi gunung kawi di daerah Talangagung, ubi hanya bisa didapatkan di petaninya langsung, di sekitar gunung kawi. Rasanya yang khas dan manis dibanding dengan ubi yang lain membuat ubi ini di buru banyak orang. Apalagi saat liburan seperti Idul Fitri kemarin. Banyaknya pemudik juga mempengaruhi tingkat penjualan ubi gunung kawi. Jika di hari biasa toko “Lestari” ini hanya mampu menjual sekitar 15 sampai 25 ikat saja, akan tetapi di saat lebaran kemarin penjualannya naik tajam, bisa mencapai 60 ikat sehari dengan harga perikatnya sekitar Rp. 5.000 sampai Rp. 6.000.
Ubi Gunung Kawi yang di jual di toko ini tidak hanya sebatas yang masih mentah semata, tetapi juga menyediakan yang sudah direbus dan di tempatkan di besek. Pembelinyapun tidak hanya dari pengguna jalan semata. Instansi-instansi pemerintah, menurut Sri Lestari, juga banyak yang memesan ubi rebus kepadanya. Salah satu pelanggannya adalah PLN.
Yang menarik, setiap pembelian ubi Gunung Kawi di toko ini, kita akan diberikan resep memasak ubi ini agar menghasilkan masakan yang maksimal. Cara memasak ubi ini tidak sama dengan ubi yang lain. Berikut ini adalah cara memasak ubi Gunung Kawi:
- Pilihlah ubi yang sudah kering.
- Setelah ubi dicuci bersih, ubi kemudian dikukus seperti menanak nasi di atasnya. Lalu di tutup dengan daun pepaya atau pisang.
- Setelah setengah matang lalu perciki dengan air secukupnya, lalu ditutup lagi sampai masak betul.
- Dalam keadaan masih panas sekali, kemudian diangkat dan dimasukkan ke dalam suatu tempat yang tertutup oleh daun pisang di sekelilingnya dengan rapat. Ini dimaksudkan agar uapnya tidak keluar.
- Setelah 15 menit baru dibuka. Agar ubi tetap mengkilap, ubi harus selalu dibasahi oleh uap yang mengendap tadi.
Selamat mencoba….
Edi Purwanto says
ubi biru….
wow nikmat sekali…
ariya says
Wah yang tradisional dan khas neh, manstab
Arfan says
Ubi biru ue……eenak tenan,manis dan gurih serta banyak khasiatnya.