Kehidupan adalah proses berkembang biak, dari kecil hingga dewasa, dari tidak menjadi iya, dari suka menjadi luka, atau juga dari restu orang tua yang akhirnya berubah menjadi Samawa. Kata Luthfil, hidup adalah pilihan. Menurut Saiful Arif, hidup adalah tentang perjuangan. Sedangkan, bagi Zainul Ansori, hidup tak lebih dari pengorbanan. Untuk menghimpun ide para penulis diatas dan karena kebijaksanaan yang dimiliki oleh MasBen. Maka, atas dasar memberikan rasa nyaman kepada semua penulis avepress dan juga untuk menjunjung tinggi sila ketiga. Definisi hidup adalah tentang pilihan yang harus diperjuangkan dimana dalam setiap perjuangan tersebut juga ada konsekuensi atas pilihan lain yang harus dan siap dikorbankan.
Menulis adalah seni, tak semerta-merta mengarang bebas tanpa makna dan isi. Menjadi penulis juga bukan perkara mudah, dibutuhkan kebiasaan dan sejuta akal sekedar untuk memutar kata atau memilih diksi dan rima. Berbicara tentang menulis tentu tak bisa dilepaskan dari keberadaan ide dan inspirasi. Keberadaan inspirasi yang tak berwujud juga menentukan tulisan seseorang. Lihat saja pada tulisan derajat kepornoan dangdut koplo, tulisan karya CakRun ini tak ubahnya coretan anak kecil yang sedang menangis gegara tak dibelikan cilok oleh orang tuanya. Meski begitu, sebagai sesama pecinta dangdut, standing applause tetap dikhususkan pada pemuda yang juga gemar meniup seruling tersebut.
Menemukan inspirasi memang sulit-sulit mudah, perkaranya sama dengan menaklukkan hati wanita yang jinak-jinak merpati. Kadang begitu menggebu karena banyak inspirasi, tak jarang pula kosong seperti tatapan mata yang baru saja ditinggal pergi. Lantas, bagaimana ide atau inspirasi itu muncul?. Ada 2 pembagian atas keberadaan dan eksistensi inspirasi, yakni sadar dan tidak sadar (Ulum, 2015). Ditulisan ini, kita akan kesampingkan 2 hal. Pertama, tentang eksistensi inspirasi pada kondisi sadar. Kedua, kesampingkan intro pada paragraf pertama yang sedikitpun tak ada kaitannya dengan isi tulisan ini.
Jadi, mari kita kupas mengenai bagaimana inspirasi muncul dalam kondisi tidak sadar. Tenang saja, untuk membaca tulisan ini tidak dibutuhkan bahu atau dada untuk dijadikan sandaran.
Bermunajat di Kamar Mandi
Sudah menjadi rahasia umum bahwa kamar mandi atau WC merupakan tempat dimana inspirasi akan muncul. Hingga saat ini, memang belum ada penelitian mengenai bagaimana kinerja WC dalam memunculkan inspirasi. Bahkan untuk 10 tahun kedepan, saya juga tak terlalu yakin akan ada penelitian tersebut. Barangkali, hanya Mahalli, yang pernah meneliti benda mati hanya karena ia sudah terlalu lama sendiri.

Secara harfiah, toilet adalah ruangan yang dijadikan untuk membuang segala hal yang tidak lagi dibutuhkan dalam tubuh. Jika dahulu definisi tersebut terbatas pada hal-hal berupa fisik, dewasa ini definisi meluas hingga membuang perasaan dan kenangan tentang mantan.
Di dalam WC, selain meneruskan “hal-hal yang memang wajib dilakukan”, tak ada kerjaan lain selain menunggu. Saat itu pula, otak mulai refresh dan bekerja. Dinding tertutup membatasi diri dari hiruk-pikuk dunia luar. Gemericik air mendinginkan pikiran. Siraman air memberikan rasa nyaman pada hawa tubuh yang memanas akibat segala urusan dan kesibukan. Tak sampai disitu, rasa plong juga menambah sensasi yang tertimbun karena aktivitas yang membuat jemu. Disitulah inspirasi muncul. Semakin banyak yang dikeluarkan, semakin hebat pula inspirasi yang dihadirkan. Biasanya lohh yaa, biasanya.
Berbahagia dan Penuh Canda Tawa
Kebahagiaan dan canda tawa bisa berupa berkumpul bersama keluarga, baru saja gajian atau juga baru saja meresmikan hubungan. Inspirasi yang datang sebagai akibat dari kebahagiaan yang menyelimuti diri biasanya berujung pada tulisan yang bersifat positif dan menawarkan sejuta senyuman. Rasa-rasanya tulisan akan berisi pujian atau cerita bahagia yang ingin dibagikan.
Tak mungkin kiranya ketika seseorang baru saja gajian lantas kemudian tiba-tiba menulis panduan membunuh orang sesuai dengan syari’at dan ketentuan agama. Mustahil pula tatkala berkumpul bersama keluarga kemudian ada inspirasi untuk membid’ahkan sesuatu. Percayalah, hal tersebut hanya terjadi pada diri Tuanku-Wisnu.
Menangis Penuh Luka
Pada kondisi ini, sebenarnya saya tak ingin mengulas terlalu jauh karena takut akan ada banyak hati yang semakin jatuh. Meski begitu, adalah ngawur jika meninggalkannya tanpa kejelasan kata. Ketidaksadaran yang terjadi sebagai akibat dari hati yang terluka malah biasanya menghasilkan inspirasi yang luar biasa. Tengok saja bagaimana Raditya Dika menuliskan skenario Malam Minggu Miko, semua jalan cerita bersumber dari pengalaman yang terbalut dalam cerita penuh duka.

Survey kecil-kecilan yang saya lakukan ternyata mendukung mengenai prinsip ketidaksaran datangnya inspirasi yang satu ini. Di dunia penulisan sajak, puisi hingga roman percintaan, hampir 65% ternyata lebih banyak berisi tentang curhatan dan cerita kedukaan. Selebihnya, baru berisi tentang cerita bahagia atau perihal hati yang sedang memuja kehidupan.
Hukum menulis juga mengamini prinsip ketidaksadaran ini. Semakin dalam luka yang dirasakan, semakin menyayat pula karya yang dihasilkan (Fahrul, 2015).
Tatkala Tuhan Mengizinkan
Sebagai penutup, tak lazim kiranya jika tak memberikan poin tentang izin dari tuhan. Bagaimanapun dan dalam kondisi apapun, takdir tuhan-lah yang menentukan segalanya. Meski bermunajat sekian tahun didalam kamar mandi, bahagia karena tiba-tiba mendapatkan mobil CRV, atau meringkuk ditinggal rabi, izin Allah merupakan kelegalan adanya inspirasi.
Berbahagialah kalian yang begitu dekat dengan Tuhan. Sebab, segala inspirasi yang ada adalah kehendak akan kuasanya untuk dikerjakan. Jangan lupa membaca basmallah ketika mulai mengerjakan dan akhiri dengan hamdalah usai menghasilkan tulisan.
Alhamdulillahirobbil ‘alamin.
Leave a Reply