Sektor pertanian kini sedang berada di persimpangan jalan. Sebagai penopang hajat hidup sebagian besar penduduk Indonesia, sudah semestinya pertanian menjadi sektor yang kokoh dan tumbuh dengan pesat. Juga wajar kiranya jika pertanian menjadi pintu masuk dalam pengentasan kemiskinan.
Sejarah telah mencatat bahwa Indonesia pernah berjaya dengan sektor pertanian sebagai penopang kesejahteraan masyarakat. Seiring berjalannya waktu, prestasi cemerlang di bidang pertanian akhirnya lepas dari tangan. Lahan pertanian semakin menyempit, minat penduduk untuk bertani semakin menurun, ditambah dengan sulitnya mendapatkan sarana produksi dan pupuk pertanian menjadikan petani Indonesia berangsur semakin miskin.
Pada tahun 2016, 27,7 juta jiwa penduduk Indonesia masih berada di bawah garis kemiskinan. Dari angka tersebut, 17,2 juta jiwa berada di wilayah pedesaan. Hal ini menunjukkan petani yang hidup di pedesaan Indonesia belum sejahtera. Di tengah keterpurukan petani, ketergantungan impor tanaman pangan Indonesia mencapai 74% dari total impor yang dilakukan pemerintah. Di sisi lain, sebagian besar tanaman perkebunan berhasil diekspor oleh Indonesia. Sayangnya produk perkebunan tersebut diekspor dalam bentuk bahan mentah.
Turunnya minat generasi petani turut menambah rentetan permasalahan pertanian. Terjadi penurunan terus menerus pada rumah tangga usaha pertanian dari tahun 2003 hingga 2013. Dapat disimpulkan bahwa minat usia produktif pada sektor pertanian kian berkurang. Mereka lebih tertarik bekerja pada sektor non-pertanian. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka 10 tahun lagi, sektor pertanian Indonesia akan semakin terpuruk.
Tentu permasalahan-permasalahan di atas bukan menjadi beban pemerintah semata. Para petani, aktivis lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi dan pihak-pihak lainnya juga patut untuk turut memikirkan keberlanjutan kedaulatan pertanian Indonesia. Atas landasan tersebut, akan dilaksanakan Sarasehan Tani dengan Tema “Membangun Sinergi, Menguatkan Petani”. Forum ini akan mempertemukan berbagai stakeholder untuk saling bertukar pengalaman gagasan dan ilmu pengetahuan demi menciptakan perbaikan kondisi pertanian Indonesia.
Koordinasi dan sinergi antar aktor pembangunan pertanian penting dilakukan untuk menciptakan integrasi visi dan program pembangunan sektor pertanian. Untuk mewujudkan pertanian yang baik, sebenarnya masih banyak stakeholder yang peduli terhadap isu ini, namun demikian belum ada sinergi dan kesamaan visi. Untuk itu, sarasehan ini menjadi penting untuk mengawali munculnya penyamaan visi dan program dalam membangun sektor pertanian.
Dalam forum ini, petani menjadi perhatian dan fokus utama. Para petani perlu ikut ambil bagian dalam menyatakan gagasan, peluang dan tantangan yang dihadapi selama bergelut pada sektor pertanian. Aktor aktor yang lain kemudian dapat melakukan refleksi dan penyamaan frekuensi gerakan dan program sesuai dengan apa yang disampaikan oleh para petani.
FORMAT & METODOLOGI ACARA
Sarasehan Tani ini akan menjadi kegiatan panjang selama 3 hari 3 malam, dan dihadiri oleh minimal 500 peserta dari Pasuruan dan dari luar Pasuruan. Peserta yang hadir merupakan elemen para petani, aktivis pemberdayaan petani, peneliti, mahasiswa, jurnalis, pemerintah, perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat.
Dalam kurun waktu tersebut terdapat 2 jenis forum. Forum pertama kami namai sebagai Sarasehan Nasional yang akan diikuti oleh seluruh peserta. Forum ke dua kami namai sebagai kelas inovasi petani. Pada kelas inovasi petani, para peserta diperkenankan untuk memilih tema apa yang akan diikuti. Selain sesi sarasehan dan kelas, juga akan dihelat festival nggoreng kopi dan ngudek kopi.
TEMPAT DAN TANGGAL PELAKSANAAN
Sarasehan Tani akan diselenggarakan pada tanggal 28-30 Juli 2017. Bertempat di Wisata Kampung Kopi Jatiarjo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
PESERTA
Kami memperkirakan bahwa acara ini akan dihadiri oleh minimal 500 peserta yang mewakili para petani, aktivis pemberdayaan petani, peneliti, mahasiswa, jurnalis, pemerintah, perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat.
AKOMODASI
Berkaitan dengan akomodasi, kami mengklasifikasikan peserta ke dalam dua kelompok.
- Peserta tetap: adalah peserta yang mendaftar dan menyatakan sanggup mengikuti seluruh rangkaian acara mulai 28 Juli 2017 hingga 30 Juli 2017 dan menginap di lokasi acara.
- Peserta tamu: adalah peserta yang mendaftar dan menyatakan akan mengikuti beberapa rangkaian acara namun tidak menginap di lokasi acara.
Kami akan menyediakan penginapan dan konsumsi bagi 500 peserta tetap sarasehan selama 3 hari 3 malam selama di lokasi acara. Biaya transportasi dari tempat tinggal peserta menuju lokasi acara ditanggung oleh peserta sendiri.
Kami tidak menyediakan penginapan dan konsumsi bagi peserta tamu.
PENDAFTARAN
Acara ini terbuka secara umum dan gratis. Tidak ada biaya pendaftaran untuk mengikuti acara ini. Baik peserta tetap maupun peserta tamu kami harap untuk mendaftarkan diri melalui SMS/WA ke nomor 0857-4946-9881 atau melalui surat elektronik sarasehantani@gmail.com atau mengisi formulir online di tautan ini.
Informasi selengkapnya dapat anda baca di: sarasehantani.com
Leave a Reply