BULAN September ini, 40 tahun lalu. Tubuh ringkih Jimi Hendrix akhirnya lungkrah juga. London, kota hujan, dingin, dan membosankan itu memeluk jasad sang maestro selama-lamanya. Dia mati pada usia amat belia; 27 tahun. Dini hari itu 18 September 1970. Tidak pernah terbayangkan gitaris dan penulis lagu terbesar sepanjang umur bumi itu, akan mangkat. Pacarnya, Monika Dannemann … [Read more...] about Foxy Lady
The Death of John Lennon
INGAT John Lennon, saya ingat Ampyak. Teman masa kecil saya dari satu kampung di pelosok Banyuwangi. Saya tidak pernah tahu siapa nama aslinya. Tetapi kami semua memanggilnya Ampyak. Saya juga tak tahu apa arti panggilannya itu. Saya tidak berhasrat untuk mengetahui muasal julukan itu. Umur Ampyak mungkin tiga, empat tahun lebih tua dari saya. Namun tidak seperti feodalisme … [Read more...] about The Death of John Lennon
Bukan Uang, Tapi Waktu
Saya bertemu Andrew Mavious tengah Agustus lalu di Singapura. Kami sama-sama menginap di 28 Hostel. Sebuah penginapan super murah di Dunlop Street, wilayah Ronchor Planning Area, kawasan Little India. Seperti namanya, saya hanya perlu mengeluarkan 28 sing dollar saja untuk semalam tinggal di sana (1 Sing dollar sekitar Rp 6.900). Ada harga ada rupa. Hostel itu adalah … [Read more...] about Bukan Uang, Tapi Waktu
Rorty dan Berwarnanya “Kosakata Akhir”
Para pemikir paham postmodern yakin bahwa narasi besar dan logosentrisme telah usang dan tidak lagi relevan. Seperti megaphone, postmodern merupakan kata yang nyaring terdengar dan memekakkan telinga. Ia mengejek juga memaki pegangan kita selama ini. Term-term seperti kebenaran, objektivitas, pengetahuan, kausalitas digantikan dengan kekuatan relativisme serta subjektivitas … [Read more...] about Rorty dan Berwarnanya “Kosakata Akhir”