Main-main petak umpet memang menyenangkan. Berlarian mencari tempat-tempat sembunyi dengan keterbatasan waktu sampai hitungan sepuluh, lalu mengendap-endap mencari celah keluar dari persembunyian, dan jumprit! Diawali hompimpah, satu anak menajaga “jumpritan” dengan menutup mata, menghitung dari satu sampai sepuluh. Semburat teman-teman yang lain berlarian ke segala penjuru, … [Read more...] about Petak Umpet, dari Permainan Berpindah ke Sastra Majas
Timnas Indonesia, Spirit Kemenangan yang (selalu) Tertunda
Berkali-kali Markus Haris Maulana harus terbang menepis bola yang selalu ingin masuk ke gawangnya. Rasanya kita tidak sedang melihat permainan bola, tetapi baseball. Dan, “keinginan” bola untuk menukik ke gawang Timnas tak mampu dibendung lagi hingga tujuh kali. Beruntung, kelengahan konsentrasi Luis Suarez dkk di awal babak pertama berhasil dimanfaatkan Boaz Salosa dengan … [Read more...] about Timnas Indonesia, Spirit Kemenangan yang (selalu) Tertunda
Kendaraan Tradisional, Magnet Wisatawan
Tuplak. Tuplak. Suara tapal kuda itu menjadi musik indah sepanjang perjalanan. Sementara semilir angin sepoi-sepoi dan tenang membelai kita pada kenyamanan merebahkan penat. Sepanjang perjalanan kita tidak bisa menutup senyum, merasakan harmoni hidup yang sangat santai. Apalagi, murahnya tarif cidomo ini benar-benar membuat senyum kita semakin lebar. Dengan Rp. 2000,- kita … [Read more...] about Kendaraan Tradisional, Magnet Wisatawan
Berjemur di Pantai Senggigi Lombok
Pantai Senggigi tampak dari udara Hangat matahari alam tropis, semilir angin pantai, debur ombak yang tenang dan anggun menyambut kedatangan para wisatawan. Kondisi yang masih alami juga menciptakan keindahan panorama berbeda, tenang dan bersih, menggoda para wisatawan untuk segera merebahkan diri di pasir putih bibir pantai. Inilah pantai Senggigi. Keindahannya dianggap … [Read more...] about Berjemur di Pantai Senggigi Lombok
Mengapa yang Lemah (Masih) Selalu Kalah?
Setiap masuk gerbang kampus, selalu tampak pemandangan yang mengharukan. Para gelandangan tua tuna wisma telah bersimpuh di tepi trotoar jalan masuk. Sementara di sekitar mereka, wajah dengan gaya perlente dan elit diperagakan para mahasiswa, bersiap memasuki gedung perkuliahan yang telah “disulap” seperti istana. Kesenjangan berubah presepsi seolah menjadi pemandangan yang … [Read more...] about Mengapa yang Lemah (Masih) Selalu Kalah?