Tuplak. Tuplak. Suara tapal kuda itu menjadi musik indah sepanjang perjalanan. Sementara semilir angin sepoi-sepoi dan tenang membelai kita pada kenyamanan merebahkan penat. Sepanjang perjalanan kita tidak bisa menutup senyum, merasakan harmoni hidup yang sangat santai.
Apalagi, murahnya tarif cidomo ini benar-benar membuat senyum kita semakin lebar. Dengan Rp. 2000,- kita dapat diantarkan sampai sejauh 3km. Tarif itu akan naik memasuki kawasan wisata, misalnya di sekitar pesisir pantai Senggigi.
Cidomo adalah sejenis dokar atau cikar. Bedanya, cidomo tidak lagi menggunakan ban dari kayu yang melingkar layaknya dokar, atau ditarik menggunakan sapi seperti cikar. Cidomo mengkolaborasi dua kendaraan itu menjadi kendaraan tradisional yang simple: menggunakan ban bekas kendaraan roda empat dan ditarik oleh kuda kecil khas binatang daerah Nusa Tenggara Barat.
Nama Cidomo sendiri dimabil dari kolaborasi transporasi modern-tradisional itu, yakni Cikar, Dokar, Mobil (Montor: Sasak). Keunikan dan kenyamanan ini menjadi daya pikat wisatawan untuk mencoba dan ikut merasakan sensasi berkendara ala masyarakat Kota Mataram menuju pasar, ke rumah kerabat atau ke Kantor Pos.
Rasanya memang tidak lengkap bila kita tidak meluangkan waktu berkeliling Kota Mataram dengan Cidomo. Sensasi berkendara itu mengantarkan kita pada harmoni yang indah kolaborasi modern-tradisional, seperti keindahan alam tropis pantai-pantai dan pegunungan yang disuguhkan oleh aneka wisata Nusa Tenggara Barat.
Referensi gambar-gambar di atas, klik di sini, sini, atau sini.
Leave a Reply