Review Buku Internasional Bestseller
“Messi (The Inside Story of The Boy Who Become A Legend)”
Karya Luca Caioli
Siapa pesepakbola nomer wahid di muka bumi ini? Ya, meskipun akan banyak yang memperdebatkan tentu secara bakat dan prestasi semua orang akan sepakat menjawab Lionel Messi. Di usianya yang terbilang masih 27 tahun, Messi sudah menahbiskan diri menjadi raja dari persepakbolaan seantero jagat. Bukti sahih kedigdayaannya tidak akan selesai jika disebutkan satu-persatu, contoh kecil adalah ia tercatat sebagai pemain yang paling banyak menggondol penghargaan Ballon d’Or.
Buku berjudul “Messi (The Inside Story of The Boy Who Become A Legend)” karya Luca Caioli ini merupakan salah satu buku yang termasuk dalam Internasional Bestseller. Buku tersebut telah diterjemahkan ke dalam 20 bahasa dan telah terjual jutaan copy hampir diseluruh benua Amerika, Eropa, Afrika dan Asia.
Buku ini menceritakan sejarah panjang dan perjuangan seorang anak demi mencapai mimpi-mimpinya. Buku ini dimulai dengan cerita mengenai kelahiran putra ketiga dari pasangan Jorge Horácio Messi dan Celia María Cuccittini. Tepat pada tanggal 24 Juni 1987 lahir seorang bayi kecil yang diberi nama Lionel Andres Messi Cuccittini. Tepat ketika Messi lahir, sebuah bom meledak tidak jauh dari rumah sakit dan disekitaran tempat ayah Messi bekerja sebagai karyawan di pabrik besi. Benar saja, di tahun 1987an, Negara Argentina sedang mengalami krisis ekonomi dan konflik antar penguasa yang buruk. Jika ditelusuri lebih lanjut, akan ditemui sebuah fakta bahwa ditahun 1987 memang sedang terjadi ketegangan antara pihak mantan rezim militer dengan kepemimpinan yang baru.
Kehidupan kecil Messi dihinggapi begitu banyak kekurangan dan kesedihan. Pada usia 9,5 tahun, Messi didiagnosa oleh dokter di kota Rosario bahwa ia mengalami permasalahan growth hormone deficiency (kekurangan hormon pertumbuhan). Pada halaman 56, dijelaskan bahwa kelainan tersebut 1:20 juta orang diseluruh bumi. Meskipun didiagnosa mengalami kelainan yang tidak lazim, Messi tetap mengikuti semua tes dan terapi dengan baik.
Cerita kemudian berlanjut dengan bakat bermain sepak bola yang dimilikinya. Bakatnya dalam mengolah si kulit bundar pertama kali disadari oleh neneknya, Celia (sama dengan nama ibunya). Sang neneklah yang meyakinkan semua orang termasuk pelatih akademi sepak bola di Kota Rosario bahwa Messi memiliki bakat bermain sepak bola yang luar biasa. Itulah mengapa sampai hari ini ketika Messi mencetak gol, ia akan selebrasi dengan mengacungkan kedua tangannya ke atas. Benar, hal tersebut dilakukan sebagai ucapan doa dan terima kasihnya kepada sang nenek yang telah meninggalkannya.
Messi merayakan gol. Sumber gambar : Messinews.net
Leave a Reply