Sekitar seminggu yang lalu seorang teman Facebook merekomendasikan sebuah page dengan nama “Say No to Alay!!!” (Coba lihat di sini). Apaan tuh Alay? Tentu saja istilah baru ini cukup menggelitik sehingga saya tergerak untuk membuka isi dari page tersebut. Dari page tersebut sekilas saya dikenalkan dengan aribut baru di kalangan sub kultur anak muda yang tengah mempopulerkan identitas baru yakni generasi Alay. Dan, sebagai bentuk ketidaksukaan, page ini barangkali hendak melakukan protes atas keberadaan mereka. Karena sang pengelola page yang funs-nya sudah mencapai angka 3000 an ini nampaknya sangat jengkel dengan bertebarannya “Bahasa Alay”.
Salah satu ekspresi alay yang paling mudah dijumpai adalah dalam penulisan bahasa komunikasi melalui Bahasa Alay. Nah, ini dia, alay dan Bahasa Alay, menarik untuk dikenali lebih lanjut. (Padahal menurut seorang kawan, Harian Kompas pernah mengupas cukup dalam tentang bahasa ini. Maklum jarang baca Kompas, biasa baca Jawa Pos soalnya. Waduh malah sebut merek!). Namun secara aktual, struktur bahasa alay nampaknya sudah lama saya jumpai dalam berbagai media komunikasi khususnya melalui sms atau jejaring sosial. Pernah baca sms dengan penulisan seperti ini : “maz, sMpyN puNx nOmRnx maz dAmAnZ yG bARu? nOMr sImpAtiNyA kug lAMa gA aKtiPh?” atau dengan model seperti ini “maaph eaaa, niey numbnya cappa ce”. Model penulisan seperti ini barangkali sudah lama kita jumpai di HP maupun di berbagai media jejaring sosial seperti FB dan twitter. Saya juga baru tahu kalau penulisan seperti itu adalah penulisan Bahasa Alay. Dan karena dianggap “mengganggu pandangan”, risih, gemes dan merongrong kewajaran dalam proses komunikasi, “penolakan” terhadap keberadaan bahasa alay mengemuka, salah satunya melalui page “Say No to Alay!!!” yang saya sebut di atas. Dalam sebuah status, page tersebut mengeluarkan uneg-unegnya, “Bukannya gua benci banget sama orang2 alay..TAPI KALO ALAYNYA KETERLALUAN udah deh gua males!”.
Entah dari mana istilah Alay muncul. Ada yang bilang Alay adalah singkatan dari Anak LAYangan, maksudnya anak kampungan. Ada pula yang bilang Alay adalah kependekan dari Anak LebAY yang sok manis, sok keren, sok cute. Ada juga yang menyebut Alay artinya Anak keLAYapan, jarang di rumah, semaunya sendiri, gak tau aturan, dan berbagai ragam penjelasan lainna untuk menjelaskan “generasi baru” ini. Terlepas dari mana istilah Alay muncul dan apa makna istilah tersebut, yang harusnya dimafhumi adalah bahwa fenomena alay adalah bagian dari pop culture yang mewarnai pernak pernik kehidupan anak muda di era 2000-an ini. Sebagai sebuah sebuah ekspresi pop culture, tentunya kita faham bahwa definisi hakiki dari istilah “alay” menjadi tidak begitu penting. Yang perlu ditelisik adalah bagaimana alay hadir dan dihadirkan sebagai identitas atas sebuah komunitas yang menyepakati sesuatu. Baik oleh mereka sendiri dalam artian bagaimana mereka memaknai cara berperilaku, menyepakati bahasa, dan identitas seperti apa yang hendak mereka eksistensikan. Maupun oleh “orang luar” berkenaan dengan bagaimana kehadiran mereka disikapi dan stigma seperti apa yang ada di benak subkultur lain atas keberadaan generasi alay.
Sampai saat ini, saya masih kesulitan untuk mendapatkan ulasan yang tajam tentang keberadaan generasi dan bahasa alay ini. Karena literatur pop culture yang ada belum membahasnya sebagai topik aktual dalam membincang anak muda dan lifestile. Karena berhabitus di dunia maya, penulis hanya mampu “membaca” fenomena alay di sana.
Dalam sebuah artikel di internet ada yang mengkaitkan fenomena Alay di negeri ini dengan ekspresi cute culture di kalangan anak muda di Jepang. Keberadaan cute culture di Jepang ini mencoba membuat “madzhab bebas” dalam penggunaan bahasa Kanji untuk berkomunikasi. Aturan baku dan tata bahasa yang lazin berlaku dalam bahasa kanji mereka ubah dengan semangat ijtihad yang tinggi. Aksara Kanji yang lazimnya dituliskan dari atas ke bawah, oleh mereka dibebaskan dari “penjara” dan bisa ditulis dengan gaya mendatar (dari kiri ke kanan). Selain itu berbagai tata baku penulisan kanji, oleh anak-anak muda Jepang itu dengan nakal diliberalkan sehingga menjadi kacau dan hanya dimengerti oleh mereka sendiri. Secara teknis saya sendiri juga tidak paham blas bagaimana contohnya. Yang jelas, anak-anak dengan semangat liberal ini mencoba mambangun “kesepakatan baru” dalam penggunaan dan penulisan bahasa Kanji. Mereka juga memproduksi gaya penampilan dengan mengenakan pakaian yang (mungkin dalam pandangan umum dianggap) norak dan narsis. Mode cute culture seperti inilah yang ditengarai sebagai inspirasi anak muda di Jakarta sehingga terbentuklah generasi dan bahasa Alay. (Bersambung)
sumber gambar: http://uniqpost.com/5250/koran-bahasa-alay/
Edi Purwanto says
mantab bung….
W4ah t3rNyaTa Bah4s4 4laY iNi sUd4h l4m4 4d4. k0r4nny4 uD4h 4d4 Lih4t N1ch
http://uniqpost.com/5250/koran-bahasa-alay/
Kamus Bahasa alay sementara waktu
Gue : W, Wa, Q, Qu, G
Lo/kamu : U
Rumah : Humz, Hozz
Aja : Ja, Ajj (Ajj bacanya apa ya?)
Yang : Iank/Iang, Eank/Eang (ada juga yang iiank/iiang)
Boleh : Leh
Baru : Ru
Ya/Iya : Yupz, Ia, Iupz
Kok : KoQ, KuQ, Kog, Kug
Nih : Niyh, Niech, Nieyh
Tuh : Tuwh, Tuch
Deh : Dech, Deyh
Belum : Lom, Lum
Cape : Cppe, Cpeg
Kan : Khan, Kant, Kanz
Manis : Maniezt, Manies
Cakep : Ckepp
Keren : Krenz, Krent
Kurang : Krang, Krank (Crank?)
Tau : Taw, Tawh, Tw
Bokep : Bokebb
Dulu : Duluw (Dulux aja biar bisa ngecat rumah)
Chat : C8
Tempat : T4
Sempat : S4
Telepon : Tilp
Ini : Iniyh, Nc
Ketawa : wkwkwk, xixixi, haghaghag, w.k.k.k.k.k., wkowkowkwo (bacanya apa coba tolong jelaskan)
Nggak : Gga, Gax, Gag, Gz
Hai : Ui (Apa Ui? Universitas Indonesia?)
SMS : ZMZ, XMX, MZ (oh god…)
Lagi : Ghiy, Ghiey, Gi
Apa : Pa, PPa (PPa ???)
Tapi : PPi
Mengeluh : Hufft
Sih : Siech, Sieyh, Ciyh (nggak sekalian aja Syekh Puji)
Dong : Dumz, Dum (apa Dumolit?)
Reply : Repp (ini yang paling sering ditemukan di dunia maya)
Halo : Alow (menurut kalian, apakah kita teletubbies?)
Sayang : Saiank, Saiang
Lucu : Luthu, Uchul, Luchuw
Khusus : Khuzuz
Kalian : Klianz
Add : Et, Ett (biasanya minta di add friendsternya)
Banget : Bangedh, Beud, Beut (sekalian aja baut sama obeng)
Nya, contoh : misalnya, jadi misalna, misal’a, misal.a
Imut : Imoetz, Mutz
Loh : Loch, Lochkz, Lochx
Gitu : Gtw, Gitchu, Gituw
Salam : Lam
Kenal : Nal (buset irit karakter banget)
Buat : Wat, Wad
Cewek : Cwekz
Cowok : Cwokz
Karena/Soalnya : Coz, Cz
Masuk : Suk, Mzuk, Mzug, Mzugg
Punya : Pya, P’y
Pasti : Pzt
Anak : Nax, Anx, Naq (ko-naq?)
Cuekin : Cuxin
Curhat : Cvrht
Terus : Rus, Tyuz, Tyz
Tiap : Tyap
Kalau : Kaluw, Klw, Low (oh maann…)
Setiap : Styp
Main : Men
Paling : Plink, P’ling
Love : Luph, Luff, Loupz, Louphh
Makan : Mumz, Mamz
Yuk : Yuq, Yuqz, Yukz
Lupa : Lupz
Udah : Dagh
Kamu : Kamuh, Kamyu, Qmu, Kamuwh
Aku : Akyu, Akuwh, Akku, q.
Maaf : Mu’uv, Muupz, Muuv
Sorry : Cowwyy, Sowry
Siapa : Sppa, Cppa, Cpa, Spa
Kakak : Kakagg
http://www.facebook.com/note.php?note_id=86256109747
Anam Rifai W says
bersambunge endi rek…dienteni…
alra tyara says
makasih y utk info tentang alay ini.. sangat bermanfaat..
sinta says
hahhahahhahaha
oke oke
tapi kurang banyak
Edi Purwanto says
silahkan ditambah mbak yach..
Tongkol Muda says
Salam Tongkol,
Menyikapi bahasa “alay” yang digunakan oleh remaja Indonesia saat ini, ditakutkan akan merusak Bahasa Indonesia itu sendiri. Tapi menurut sebuah penelitian, belum tentu bahasa “alay” dapat merusak Bahasa Indonesia asalkan bahasa “alay” ditempatkan pada posisi yang sebenarnya.
Informasi tentang penelitian bahasa “alay” ini telah kami ulas dalam sebuah artikel yang berjudul Bahasa “Alay” Belum Tentu Merusak
Terima kasih.
Tongkol Muda.
cherry says
Guys/gals,
Bagi yg meneliti tentang alay (skripsi/thesis), sharing2 yuk
Thx all
nucherry@live.com