Ia lahir di Pescasseroli, Aquila pada 1866. Benedetto Croce mendominasi pemikiran kebudayaan Italia sampai akhir hayatnya pada 1952. Karyanya tentang estetika, etika, sejarah dan politik memiliki pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan kebudayaan di negaranya. Kaum intelektual Italia dari kiri sampai kanan mendalami karyanya, dan generasi berikutnya dari kedua kelompok tersebut memang dipengaruhi karya-karya Croce.
Karena itu walaupun karya-karyanya sering tidak sukai pemerintahnya yang fasis saat itu, ataupun ajarannya tak lagi populer pasca Perang Dunia II, namun gagasan-gagasannya tetap memiliki kedudukan penting dalam perjalanan intelektualitas Italia. Sayangnya pemikiran-pemikirannya kurang mendapat perhatian dalam sejarah intelektual dunia khususnya di kalangan para filsof Anglo-Amerika –sebagaimana kita tahu mereka tak banyak berminat pada estetika dan sejarah.
Gagasan Croce tentang sejarah misalnya, sulit untuk bisa diturunkan sebagai aturan metodologis yang sistematis bagi seorang sejarawan. Gagasannya justru mencakup tindakan manusia secara umum. Teori sejarah Croce lebih banyak diperbincangkan hubungannya dengan teorinya tentang tindakan manusia.
Periode 1924-1952 adalah periode pemikiran Croce yang paling penting. Ia menentang fasisme, dan sekaligus memikirkan kembali implikasi praktis dari filsafatnya serta mempertimbangkan pemikirannya dalam sejarah. Dalam pemikiran sejarah, Croce mengikuti Spaventa dan de Sanctis dalam mengajukan suatu “realisme idealis” bertentangan dengan positivisme maupun idealisme “abstrak”. Baik positivisme maupun idealisme abstrak, bagi Croce akan membuat pemikiran dan tindakan manusia kehilangan kebebasan dan makna. Postivisme, problem utamanya menyangkut reduksi pertanyaan yang terkait dengan nilai menjadi pertanyaan yang menjadi fakta, sehingga menolak kemampuan manusia untuk menilai dan merevisi kepercayaan dan keinginannya.
Croce, misalnya, menolak konsep under labourer dalam filsafat serta pendekatan sosiologi sebagai historisisme. Bagi Croce, filsafat bukan saja semata-mata soal metode, melainkan juga merupakan p-perkembangan spiritual manusia maupun kebenaran. Filsafat berperan sebagai suatu keyakinan yang mengintegrasikan kembali kegiatan praktis umat manusia ke dalam pencarian dan kebutuhannya akan suatu kerangka kehidupan yang bermakna, bernilai dan berkepastian.
Sejarah sebagai toeri dan sebagai tindakan. Itulah sedikit yang bisa ketik pelajari dari Croce. Croce menganggap bahwa keberhasilan fasismw merupakan pertanda dari lemahnya hati nurani moral rakyat Itali. Filsafatnya sendiri membenarkan kepasrahan pasif terhadap kehendak mereka yang kuat. Tulisan-tulisannya setalah 1924 dapat kita pahami sebagai penekanan terhadap otonomi manusia dalam penciptaan sejarah.
Referensi: Richard Bellamy, Teori Sosial Modern Perspektif Itali, LP3ES, 1990
Foto: http://encontrarte.aporrea.org/imagenes/Efemerides/25-2/croce.jpg
Leave a Reply