Pagi itu, Reed dipanggil oleh salah satu guru di kelasnya untuk menceritakan tentang cita-citanya kelak. Reed bercerita bahwa saat ini ia tengah membuat sebuah alat yang kelak dapat bermanfaat bagi umat manusia. Alat tersebut mampu memindahkan suatu benda dari satu dimensi ke dimensi lain. Alat yang dibuatnya tersebut masih dalam proses yang belum selesai seratus persen. Akan tetapi, oleh sang guru cerita Reed dibantah dengan alasan itu tidak logis.
Suatu ketika Reed mengetahui jika di rumah Ben (teman kelasnya) ada konverter yang tidak terpakai. Ia kemudian nekat untuk mencuri konverter tersebut tanpa sepengetahuan Ben. Anjing penjaga rumah menggonggong dengan keras ketika mengetahui ada orang asing masuk rumah. Reed tertangkap, ia mencoba menjelaskan bahwa ia membutuhkan konverter untuk penyempurnaan alatnya. Akhirnya, Ben memberikan konverter tersebut karena memang sudah tidak terpakai.
Tujuh tahun kemudian, kedua teman tersebut berhasil menyelesaikan mega proyek yang digarap sedari masa sekolah dahulu. Mereka menyebutnya Biometer Shuttle. Alat tersebut mampu memindahkan suatu benda atau informasi dari dimensi satu ke dimensi lainnya. Reed menjelaskan cara kerja pada pameran teknologi dengan meminjam sebuah mainan pesawat. Pesawat itu kemudian hilang ketika diletakkan diatas alat tersebut. Ketika reed hendak mengembalikkan pesawat tersebut, jaring basket di sekitar tempat pameran rusak. Ia kemudian didiskuliafikasi dan diminta untuk mengganti kerusakan.
Reed dan Ben sedikit putus asa ketika mengetahui hal tersebut. Namun, Keputus asaan tersebut tidak berlangsung lama, karena datang seorang pimpinan dari Yayasan Baxter bersama asistennya. Ia ingin bekerja sama dengan Reed untuk membuat alat tersebut dengan daya yang lebih besar. Tanpa pikir panjang, Reed menerima kerjasama itu dengan fasilitas beasiswa penuh. Nama asisten tersebut adalah Sue yang ternyata juga anak kandung pimpinan Baxter. Untuk membuat alat tersebut, Pemimpin Baxter merekrut Viktor dan Johny.
Setelah melakukan percobaan berulang kali, akhirnya alat tersebut telah jadi. Percobaan pun mulai dilakukan dengan sampel seekor Monyet yang berakhir dengan sukses. Sesudah percobaan, pimpinan Baxter segera meninggalkan tempat percobaan tersebut. Reed, Johny, Ben dan Viktor ternyata memiliki keinginan pribadi untuk mengetahui dimensi lain sebelum ada yang mencobanya. Tanpa pikir panjang, keempat orang tersebut bergegas menuju alat percobaan itu yang kemudian membawa mereka ke dimensi lain. Mengetahui hal tersebut, Sue yang cemas dan khawatir akan terjadi sesuatu mengikuti mereka menuju petualangan ke dimensi lain.
Setelah tiba di dimensi lain, keempat orang tersebut melihat dan mencoba beradaptasi dengan lingkungan barunya. Mereka kemudian menancapkan bendera negaranya untuk memberikan jejak bahwa mereka pernah datang kesini. Pada saat menancapkan bendera, Viktor melihat adanya energi besar yang sedang berkobar. Viktor kemudian mengajak teman-temannya untuk menuju sumber energi tersebut. Setelah lebih dekat, energi tersebut bercampur dengan Viktor bersama teman-temannya dan menyebabkan sebuah gempa besar.
Singkat cerita, Viktor yang memiliki kekuatan super dirasuki kekuatan negatif dan menginginkan dunia hancur. Ia kemudian dikalahkan oleh empat orang super lainnya yaitu Reed dengan kekuatan elastis badan, Johny yang dapat merubah dirinya menjadi manusia api, Ben yang dapat berubah menjadi manusia batu, dan Sue yang memiliki dapat menghilang.
Cerita Tentang Teknologi dan Kepahlawanan
Sudah menjadi rahasia umum jika teknologi semakin hari berkembang dengan pesat. Manusia yang semakin hari semakin berambisi ingin menciptakan hal yang baru terkadang lupa bahwa seiring perkembangan teknologi juga berimbas pada lingkungan. Penggunaaan teknologi yang tidak bertanggung jawab dapat mengakibatkan kerusakan pada bumi dan alam sekitar.
Selain itu, Film Fantastic Four juga memberikan pelajaran bahwa setiap manusia haruslah menjadi pahlawan. Baik menjadi pahlawan untuk diri sendiri, sesama, maupun alam sekitar. Menjadi pahlawan tidak harus melalui peperangan ataupun masuk ke dalam akademi militer. Membantu sesama yang sedang kesusahan juga merupakan bentuk pahlawan dalam makna luas.
Leave a Reply