Judul: Profil Pemilu 2004: Evaluasi Pelaksanaan, Hasil, dan Perubahan Peta Politik Nasional Pasca Pemilu Legislatif 2004
Penulis: Koirudin
Pengantar: J Kristiadi
Penerbit: Pustaka Pelajar
Tahun: 2004
Tebal: 303
ISBN: 9793477687
Pemilu 2004 merupakan pemilu yang sangat signifikan bagi perkembangan demokrasi dan sistem politik di Indonesia. Sebagai momen krusial, Pemilu 2004 sebisa mungkin harus bisa dijelaskan dan dianalisis secara agar peristiwa apapun yang terjadi dalam hajatan nasional itu tak ada fenomena yang luput dari pemberitaan. Sebagai langkah pendokumentasian itu buku ini mencoba menelusuri tahap-tahap Pemilu 2004, sekaligus memberikan amatan dan analisis atas peristiwa politik yang terjadi.
Transisi politik di Indonesia yang berlangsung selama lebih dari lima tahun memang harus segera diakhiri. Stabilitas politik harus segera ditegakkan dengan berpijak pada kaidah-kaidah demokrasi dan pluralisme. Pemilu 2004 merupakan gerbang kedua bagi bangsa ini dalam menyelesaikan krisis politik secara konstitusional.
Menjawab Optimisme Publik
Kalau saja Pemilu 2004 ini masih menimbulkan krisis politik, akan sangat mungkin kepercayaan publik atas sistem politik yang selama ini dirumuskan tidak bisa lagi diharapkan. Hal ini memang menjadi catatan penting bagi partai-partai politik, terutama mereka yang telah berhasil lolos dalam electoral threshold. Pemilu 2004 memang harus sebisa mungkin menjawab optimisme publik yang diletakkan kepada para pundak wakil rakyat guna menata kehidupan ketatanegaraan yang lebih baik terutama mengembalikan lagi kehidupan ekonomi rakyat pada situasi yang normal.
Di tengah carut marutnya pelaksanaan pemilu, akhirnya pemilu memang dapat berjalan dengan aman dan dalam suasana yang damai. Gesekan-gesekan sosial yang sempat menghantui pelaksanaan pemilu ternyata tidak menjadi kekerasan politik yang eksplosif. Ini adalah bukti bahwa rakyat telah jenuh dengan kekerasan politik, serta mulai bangkit kesadaran akan pluralisme di tengah fragmentasi politik dan ideologi.
Untuk mewujudkan tatanan masyarakat dan negara yang demokratis memang tidak mudah, jalannya kadang berbelit belit dan membutuhkan waktu yang lama. Kesabaran merupakan modal psikologis yang utama bagi usaha menegakkan demokrasi. Demokrasi tidak sekedar memformat ulang piranti lunak politik yang ada, akan tetapi harus dipersiapkan juga sebuah iklim sosial yang dapat menjaga kelangsungan jalannya demokrasi. Berjalannya kekuasaan mayoritas yang dihasilkan melalui pemilu tetap harus dapat dikendalikan melalui konstitusi, kendati tidak mengurangi kreativitas politik dari kekuasaan politik yang ada.
Dalam kaitan ini lahir pertanyaan, mampukah sebuah pemerintahan yang akan dihasilkan melalui pemilihan presiden langsung nanti teguh memegang janji dan tetap pada track politik yang disediakan oleh sistem politik? Ataukah pemerintahan nantinya dihasilkan itu overconfident sebab ia memiliki daya legitimasi yang sama dengan kalangan di parlemen, sehingga parlemen tidak dapat lagi menjadi kontrol yang efektif? Sebab secara konstitusional, pemerintahan yang akan dihasilkan melalui pilpres nanti hanya akan dapat dijatuhkan oleh beberapa sebab. Di antaranya berkhianat terhadap negara ataupun tersangkut tindak pidana. Kepemimpinan nasional tidak bisa dijatuhkan karena aspek-aspek kebijakan yang diambil sepanjang tidak berkenaan dengan hal-hal di atas.
Dalam bab ini, penulis mencoba menguraikan pemetaan kekuatan-kekuatan politik peserta pemilu, karakter pemilih, peluang-peluang para kandidat presiden untuk memenangkan pemilu presiden pada bulan Juli selanjutnya, hingga catatan-catatan atas pelaksanaan pemilu legislatif sebagai material untuk perbaikan konseptual dan implementasinya pada Pemilu 2009 selanjutnya.
Leave a Reply