Mengisi liburan hari raya ternyata tidak selalu dirayakan ditempat rekreasi atau bepergian keluar kota untuk untuk mengunjungi sanak family. Ada juga sebagian orang yang mengisi libur peringatan idzul fitri dengan memancing belut. Sebut saja Cak To (41) sebutan lelaki warga jalan sebuku ini, bersama dua orang temannya lebih memilih ke sawah untuk mencari belut dari pada ke tempat rekerasi.
Dengan berboncengan sepeda motor, membawa dua pancing belut (kail) dan cacing sebagai umpan, leleki bertopi ini menuju sawah di Kampung Jambangan. Tidak dibutuhkan waktu yang lama untuk menuju lokasi yang berada di depan sebuah Sekolah Dasar tersebut. Waktu telah menunjukan jam 2 siang, “ saat yang tepat untuk memancing karena pada jam segini biasanya cepat nggondol ” pikir Cak To dalam benaknya.
Setelah memarkir motornya di sisi bahu jalan, rupanya lelaki penghobi memancig ini bergegas mencari tempat yang strategis untuk memulai hobinya tersebut. Kaleng berisi cacing dan peralatan mancing tersebut ditenteng dengan tangan kirinya, sementara tangan kanan sibuk mencari leng (lubang belut). Satu lubang belut ditemukan, tanpa pikir panjang pancing yang sejak tadi berada ditangan kananya dimasukkan kelubang belut tersebut. Sedikit dipelintir tali pancing tersebut, dari mulut cak to keluar suara “ thek…. thek…..thek….” sebagai tanda memberikan panggilan. Tak lama kemudian tali pancing bergerak masuk sebagai tanda umpan telah disantap si belut, sontak tangan kanan lelaki berkulit sawomatang ini menarik perlahan tali pancing yang ada dalam genggamannya. Tangan kiri bersiap memegang belut dari dalam lobangnya, seekor belut sebesar ibu jari kaki berhasil didapatkan oleh Cak To.
Memancing selalu membawa keasyikan tersendiri, terutama saat umpan yang dipasang di gondol (makan) belut atau ikan yang kita pancing. Pantas kiranya bagi cak to yang punya hobi mancing selalu menyempatkan diri menyalurkan hobinya meskipun dihari raya dizul fitri. Tetapi demi yang namanya hobby orang selalu punya waktu atau menyempatkan diri untuk melakukan apa saja demi mewujudkan kesenangannya.
L. Riansyah says
Cak tho Jalan Sebuku? Bukan Tobikin khan?