Siapakah Generasi Y?
Beberapa waktu ini, istilah Generasi Y kian marak bertebaran di khalayak umum. Istilah keren untuk menyebut generasi yang lahir antara tahun 1980an sampai tahun 2000an. Walhasil, dengan hitung-hitungan kotor-yang tanpa kalkulator pun, semua orang tau jika Generasi Y hari ini berusia antara 15–34 tahun. Sebutan lain untuk Generasi Y adalah The Echo of The Baby Boom atau generasi millenial.
Generasi Y identik dengan penggunaan teknologi sebagai alat komunikasi seperti email, sms, dan media sosial. Salah satu ciri generasi ini adalah pola komunikasi yang terbuka, pengguna media sosial yang fanatik, dan kehidupannya banyak terpengaruh perkembangan teknologi. Generasi ini memiliki ketergantungan pada keberadaan internet dalam setiap aktivitasnya. Contoh kekiniannya adalah penggunaan media sosial sebagai cara ampuh untuk mobilisasi politik sebagaimana yang hari ini sedang terjadi di Jakarta.
Kajian formal Teori Generasi (Generation Theory) sudah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti asing. Mereka mulai melakukan kajian untuk mengidentifikasi dan melihat kemungkinan-kemungkinan tiap generasi. Di Indonesia sendiri kajian ini belum banyak digagas dan dilakukan. Namun begitu, tidak sedikit opini, artikel atau berita yang membahas tentang pembahasan ini.
(Baca juga: Generasi Y dan Generasi Emas)
Bonus Demografi
Prediksi Badan Pusat Statistik (BPS) dalam proyeksi penduduk mencatat bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2035 sebanyak 305,6 juta jiwa. Proyeksi penduduk ini menggunakan asumsi kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk sesuai dengan konsep pertumbuhan penduduk. Menurut perhitungan yang dilakukan oleh BPS untuk tahun 2020–2035, Indonesia akan mengalami suatu fenomena kependudukan yang dinamakan Bonus Demografi.
Apa itu bonus demografi?
Bonus demografi adalah kondisi penduduk dengan umur produktif sangat besar, sementara usia muda semakin kecil, dan usia lanjut belum banyak. Umur produktif berbatas antara 15–64 tahun dengan menanggung umur tidak produktif yaitu di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun. Sebenarnya menurut perhitungan proyeksi penduduk, Indonesia telah mengalami bonus demografi sejak tahun 2012, namun puncaknya akan terjadi pada tahun 2020–2030.
Generasi Y dalam Bonus Demografi
Lebih jauh, bonus demografi akan menguntungkan pembangungan merujuk semakin banyaknya usia produktif. Secara terstruktur, kondisi tersebut mewajibkan Indonesia untuk menyiapkan lapangan pekerjaan yang besar.
Lantas, apakah pemerintah siap untuk menyiapkan lapangan pekerjaan?
Menurut Prof. Dr. Budijanto, M.Si, ahli kependudukan dan ketenagakerjaan, pada masa itu semua perusahaan dan tempat–tempat penyedia tenaga kerja memerlukan tenaga ahli yang instan. Kebutuhan tersebut terjadi di setiap departemen dengan disiplin ilmu yang berbeda pula.
Lalu, apakah masyarakat sudah siap?
Generasi Y merupakan generasi kreatif dan berpengetahuan luas karena dengan mudah dapat mengakses internet. Cukup dengan menekan tombol smartphone, mereka dapat mencari apapun yang mereka butuhkan dalam waktu yang singkat. Tidak hanya pengetahuan luas dan memahami teknologi, pendidikan formal pun tetap menjadi salah satu faktor penentu persaingan di masa itu. Mengingat dari seratus persen hanya 22,79% yang melanjutkan perguruan tinggi berdasarkan angka partisipasi sekolah 19–24 tahun. (BPS, 2015)
Indonesia saat ini diibaratkan “Bagai Ayam Mati di Lumbung Padi”.
Mengapa begitu?
Merujuk pada salah satu kasus yang melanda dunia kelautan. Sebagai negara maritim yang memiliki luas lautan sebesar 3.544.743,9 km² (UNCLOS 1982), Indonesia ternyata masih mengimpor garam dari negara lain. Dengan jumlah generasi Y yang tinggi pada tahun 2020–2030 diharapkan menjadi sarana dalam pembangunan.
Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah dengan pelaksanaan pelatihan soft skill secara intensif. Hal ini berfungsi sebagai bekal untuk menghadapi bonus demografi. Hasil pelatihan yang diperoleh dari pendidikan non formal akan menjadi salah satu nilai jual untuk bersaing dengan yang lainnya.
Sumber gambar: http://media.viva.co.id/thumbs2/2013/06/14/209720_generasi-muda-yang-sibuk-dengan-gadget-nya_663_382.jpg
Oleh: Devi Puspitasari