Puasa di Bulan Ramadhan adalah kewajiban yang harus dijalankan oleh semua umat Islam yang ada di dunia. Berbagai amalan-amalan pun tak lepas dari ikhtiar yang dikejar oleh setiap umat Islam. Namun, puasa juga tidak pernah bisa dilepaskan dari kebiasaan–kebiasaan konyol yang hampir selalu terjadi di seluruh pelosok nusantara.
Saya tidak akan membahas iklan sirup Masjan yang seringkali dibuat meme atau jadi guyonan ketika puasa datang. Lebih dari itu, beberapa hal lumrah dan konyol yang ada di bulan Ramadhan.
Razia Warung

Fenomena warung dirazia selalu ada ketika Ramadhan tiba. Satpol PP (Pamong Praja) dan pemilik warung seakan–akan seperti dua sejoli yang tidak bisa dipisahkan kalau urusan “makan dan memakan”. Di semua tempat, mulai dari Bojonegoro hingga Payakumbu, Anda akan menemui warung yang dipaksa tutup oleh Satpol PP atau ormas–ormas bersorban putih yang mengatasnamakan agama.
Padahal menurut beberapa ulama kondang yang saya kenal, sebut saja RM. Djanoko, puasa adalah bentuk ibadah yang sifatnya transendental antara Tuhan dan manusia. Jadi, tidak tepat ketika Satpol PP atau ormas-ormas bersorban putih tersebut menghadapkan secara vis a vis antara warung makan dengan godaan puasa. Toh biasanya-ini biasanya-tidak jarang-bapak satpol kemudian asyik menikmati Ikan Sili di salah satu warung.
Berkumur Siang Hari
Kalau yang satu ini seringkali kita temui pada anak-anak yang beru pertama kali puasa. Sedikit bernostalgia, dulu tentu kita masih ingat saat awal puasa kita seringkali mengguyur kepala dengan air, kalau tidak begitu berarti seringkali berkumur ketika siang hari. Karena tidak ingin salah tafsir dalam menghukumi orang yang sikat gigi dan berkumur ketika puasa, maka cara satu-satunya yang saya lakukan adalah bertanya pada ahlinya, RM. Jawoto.
Ya, benar saja, saya mendapatkan jawaban yang luar biasa logis dari ulama’ yang satu ini. Menurutnya berkumur adalah hal yang biasa saat puasa, asalkan kita tidak berkumur dengan kuah kare atau soto. Ia menambahkan, alangkah lebih baiknya ketika kita berkumur dengan air yang tidak memiliki rasa. Baik rasa kangen, rasa yang pernah ada, apalagi rasa ingin memiliki. Baper, Mas?

Mendadak Jualan Es
Fenomena ini saya temui ketika saya menjalani hidup selama 6 tahun di Kota Malang, Bagi kalian yang hidup di kota dingin yang satu ini, tentu saja pernah berkunjung ke pasar Ramadhan Soehat. Entah sekali atau dua kali, karena frekuensi kunjungan berbanding lurus dengan punya atau tidaknya gandengan. Saat berkunjung, coba amati betapa mbak-mbak gemes atau dedek-dedek manja yang sedang jualan. Mereka yang seringkali kita temui dandan menor di kampus mendadak rebutan pelanggan layaknya Mbok Sri di pasar Dinoyo.

Mereka tidak malu lagi untuk mendadak jualan es di sepanjang jalan Pasar Ramadhan Soehat. Mungkin inilah yang seringkali disebut oleh Ust. Markis sebagai berkah Ramadhan. Bukan hanya berkah bagi para penjual, tapi juga berkah untuk pembelinya. Mengapa? Karena selain berbuka dengan manisnya es pisang ijo, pengunjung juga dapat menikmati manisnya senyum dan beberapa kulit kinclong penjualnya.
Astaghfirullah, iki ulang poso, tapi gapopo, kan wes buko.
Tarawih dan Senam Malam
Bagi Anda yang benar-benar mengejar pahala di bulan Ramadhan, tentunya tidak akan pernah melewatkan ibadah yang satu ini. Tarawih sudah layaknya flashmob yang biasa terjadi di kota-kota besar macam Bojonegoro. Apalagi bagi Anda yang terbiasa tarawih dengan 20 rakaat.
Bayangkan, 20 rakaat bisa diringkas hanya dalam waktu kurang dari 30 menit. Ini sudah seperti senam “telinga, pundak, lutut, kaki” tiap malam. Maka saya meragukan apabila ada orang yang masih memiliki perut buncit pasca puasa, waktu makan berkurang, dan masih ditambah senam tiap malam.
Jiwa Aristotelian saya seringkali muncul, mempertanyakan apakah semua imam semacam ini, ataukah memang ada pelatihan kiat-kiat tarawih cepat, atau jangan-jangan sudah ada konferensi imam membahas standarisasi estimasi waktu tarawih di bulan Ramadhan. Mereka seperti mencoba saling mengalahkan catatan rekor tarawih tercepat yang saat ini masih dipegang imam sholat tarawih di Udanawu, Blitar dengan kecepatan 7 menit/23 rakaat.
Perubahan Jadwal Ngopi
Kegiatan ini hanya dimiliki oleh mereka yang mencintai warung kopi dengan status keterlaluan. Ketika siang hari tidak dapat ngopi dan malam pun masih disibukkan dengan kegiatan ubudiyyah, maka para pecinta kopi merubah jadwal ngopi mulai dari jam 9 malam hingga jam 1 malam.
Ternyata ngopi bukan lagi menjadi hiburan atau penghilang penat sesaat, melainkan menjadi rutinitas. Bagi mereka yang punya niat picik seperti Mahalli, ia rela mengayuh sepeda tiap malam untuk sekedar bersua dengan sahabat dan tentunya areknya, sebut saja Dik N. Atau bahkan ada yang ke warung kopi hanya untuk menghindari nderes seperti saya. Maklum, bukan berniat sombong, saya takut ketika ikut nderes di Musholla Al Fajr, fans saya berdatangan untuk minta tanda tangan.
Berbuka dengan Sebatang Rokok

Bagi kalian yang menjadi member premium dari satuan organisasi berjuluk Ahlul Hisap, maka puasa kalian sebenarnya bukanlah menahan lapar dan dahaga, melainkan menahan hasrat untuk menghisap gulungan tembakau dan menikmati kepulan penyesalan asap rokok. Maka wajar apabila para ahli hisap terbiasa berbuka dengan sebatang rokok ketika bedug maghrib berkumandang. Walaupun mereka sebenarnya bisa untuk berbuka dengan yang manis-manis, bahkan yang marxis-marxis, colek Kivlan Zen. Tapi kembali lagi, RM. Jawoto menentang keras fatwa yang satu ini, dengan tegas dirinya mengatakan, buat apa berbuka dengan yang manis, kalau yang manis belum tentu gadis.
Stalking Mantan

Untuk yang satu ini, saya sebenarnya hanya ingin menjalankan sunnah rosul yang suka dengan angka ganjil. Karenanya, saya mengganjilkan menjadi tujuh fenomena unik ketika puasa ini dengan hal yang bagi saya tidak penting. Bukan karena saya tidak memiliki mantan, tapi stalking foto mantan itu sudah seperti barang haram yang dihalalkan.
Ya, bagi beberapa orang yang gagal move on, stalking foto mantan adalah bentuk ngabuburit paling irit ketimbang harus menghabiskan bensin dan berangkat ke Pasar Ramadhan. Toh ujung-ujungnya di sana nanti bertemu mantan dengan pacar barunya, bukankah itu malah memicu dirinya untuk membatalkan puasa.
Selamat menunaikan ibadah puasa. Semoga lebaran gandeng Raisa dan Idul Adha nikahin Isyana. Amiin..