Saya kira semua umat beragama seperti Muslim, Katolik, Kristen, Hindu, Budha dll harus menyadari bahwa teroris itu bisa jadi penganut salah satu agama yang ada.
Mengakui dengan lapang dada bahwa teroris itu pemeluk Islam, Katolik, Kristen, Buda, Hindu dll adalah lebih baik dari pada mengatakan bahwa teroris itu tidak beragama.
Pengakuan ini penting karena dapat dijadikan pelajaran yang sangat berharga bahwa siapapun atau umat agama apapun mempunyai potensi yang sama untuk menjadi teroris jika mereka salah dalam memahami dan mempraktekkan ajaran agama mereka.
Terorisme atas Nama Agama
Ada banyak bukti bahwa terorisme dalam agama itu memang ada dan tidak identik dengan satu agama tertentu, tapi hampir ada di semua agama.
#Katolik
Dalam agama Katolik ada kelompok terroris dalam kasus “Gunpowder Plot” pada tahun 1605 yang anggotanya adalah orang-orang Inggris penganut Katolik termasuk di dalamnya tokoh terkenal Guy Fawkes. Kelompok ini intinya memprotes perkembangan agama Kristen Protestan yang difasilitasi oleh negara. Salah satu misinya membunuh Raja James I dan meledakkan Istana Westminster. Gerakan teror mereka dengan jelas dinyatakan atas nama Katolik.
#Kristen
Ada beberapa contoh seperti Pogrons atau gerakan Kristen Ortodoks di Rumania dan sekitarnya yang melakukan persekusi dan pembersihan etnis atas nama agama. Salah satu kelompoknya adalah Iron Guard dan Lancieri. Ada juga UDA Ulster Defense Association di Irlandia Utara yang membela pengikut Kristen dari serangan Katolik. Ada “Anti-Balaka” Groups di Afrika Tengah yang dikabarkan telah membunuh ratusan Muslim dan ribuan lainnya terusir dari rumahnya pada tahun 2014. Ada juga kelompok teroris National Liberation Front of Tripura di India (NLFT) yang menyatakan gerakannya didasarkan oleh semangat Kristen.
#Hindu
Di India, ada kelompok teroris Nasionalis Hindu yang menjadi bagian dari Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) dan Abinav Bharat. Ada banyak aksi kekerasan yang menyebabkan korban jiwa yang dilakukan kelompok ini dan afiliaainya sejak 1999 hingga 2018 ini.
#Buddha
Di Myanmar ada Organisasi Perlindungan Ras dan Agama yang gerakannya melakukan kekerasan atas nama agama Buddha. Pembakaran masjid, pembumihangusan perkampungan Muslim dan pembersihan etnis Rohingnya adalah bentuk nyata dari gerakan kelompok teroris ini.
#Islam
ISIS di Syria dan Iraq, JAD di Indonesia, JAT dll, gerakan terornya sudah sering kita saksikan baik di luar negeri maupun di dalam negeri.
Yang terakhir adalah kasus bom bunuh diri di 3 gereja di Surabaya.
Apakah Agama Salah?
Tentu saja bukan agamanya yang salah karena hampir bisa dipastikan tidak ada satu agama pun yang mengajarkan penganutnya untuk melakukan kecurangan, kekejian, dan kekejaman.
Memang harus diakui di dalam agama-agama ada perintah kepada umatnya untuk menebar kedamaian tapi juga ada perintah untuk “berperang”. Dua perintah yang bertolak belakang ini tentunya dilandasi oleh sejarah, situasi, kondisi dan budaya di eranya.
Dalam ajaran agama apapun, saya percaya bahwa “peperangan” atas nama agama lebih dilandasi untuk membela diri. Lantas bagimana kalau ada “peperangan” atas nama agama yang sifatnya ofensif atau agresi yang memaksa pihak lain? Jawabannya, jelas itu adalah kesalahan dari si penganut agama itu, bukan kesalahan dari agama yang dianutnya.
Salam Pecel
Leave a Reply