Gerak jalan mungkin sudah lazim kita jumpai di setiap peringatan hari kemerdekaan. Tapi gerak jalan yang satu ini berbeda. Gerak jalan yang diikuti oleh ribuan warga dari berbagai penjuru kabupaten Jember dan sekitarnya inimenempuh jarak yang tidak pendek, yakni sekitar 31 km. Gerak jalan masal tahunan ini bernama Tahemtra.
Tajemtra adalah kegiatan gerak jalan tahunan yang dilaksanakan oleh Pemkab Jember untuk memperingati hari kemerdekaan. ”Hampir seluruh warga Jember mengenal Tajemtra,” ujar Nanda seorang warga Jember yang pernah mengikuti Tajemtra. Karena selain sudah menjadi budaya di Jember, hadiah yang diberikan oleh panitiapun tidak kecil. Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia Jember, Kamil Gunawan mengatakan bahwa total hadiah yang diperebutkan sebesar 100juta dan piala Mahmudi Cup. Mahmudi adalah nama seorang peserta gerak jalan yang meninggal pada tahun 70an, digunamakan nama piala untuk mengenang semangatnya.
Gerak jalan yang memiliki kepanjangan Tanggul Jember tradisional ini diadakan sejak tahun 1977. Pesertanya terdiri dari berbagai elemen, mulai dari anak-anak, kaum muda hingga orang tua, mulai dari pelajar hingga pegawai kantoran. Peserta Tajemtra dikategorikan dalam 4 kelompok nomor lomba diantaranya beregu umum putra/putri, beregu pelajar putra/putri, perorangan putra usia 45 tahun keatas dan perorangan putri usia 40 tahun keatas.
Meskipun bertemakan gerak jalan namun tak jarang peserta yang ikut didalamnya berpose layaknya peserta karnaval. Agus seorang warga kecamatan tanggul mengatakan bahwa beberapa peserta yang menggunakan kostum yang tidak umum itu bisanya berniat untuk menghibur para penonton yang berjejar di sepanjang rute perjalanan. “Ada yang berpenampilan sebagai pocong, petani, bahkan tahun 2009 lalu ada peserta dari Pobolinggo yang menggunakan kostum layang-layang ular khas Probolinggo,” ujar Agus. Peserta yang tak kurang dari 15 ribu orang setiap tahunnya ini diberangkatkan secara bergantian mulai jam 13.30 hingga Pukul 17.00 dari alun-alun Tanggul. “Biasanya peserta sampai di garis finish mulai dari jam 22.00”, ungkap Agus.
Sesuai dengan singkatannya gerak jalan ini dimulai dari alun-alun kecamatan Tanggul Menuju alun-alun Kabupaten Jember yang menempuh jarak sekitar 31 Km. Layaknya gerak jalan yang ada, Tajemtra pun memiliki beberapa pos peristirahatan, biasanya Pos peristirahatan ini di gunakan peserta untuk Ishoma. Pos-pos ini terletatak di beberapa kecamatan sepanjang rute perjalanan, ada dua pos utama yang digunakan untuk melakukan pendataan ulang yaitu pos I di Kecamatan Bangsalsari dan pos II di Kecamatan Rambipuji. Selain pos utama, pihak panitia juga menyiapkan 300 pos lainnya.
“Semangat para pahlawan yang jalanya jauh jauh lebih sengsara dari yang ada sekarang, karena itu saya bisa merasa bangga bisa ikut dalam Tajemtra”, ujar Nanda. Beberapa warga yang pernah mengikuti kegiatan ini juga menyatakan bahwa kegiatan ini mampu memupuk rasa kebersamaan antar sesama, karena baik yang miskin maupun yang kaya semuanya sama-sama jalan kaki.
Kamil Gunawan, seorang panitia mengatakan bahwa selama kegiatan ini berlangsug jalan utama menuju kota Jember terutama jalur Surabaya Jember di tutup total. Jalur bus, truk angkutan berat, dan kendaraan pribadi menuju Jember dari Surabaya, dialihkan melewati jalur alternatif mulai dari Pondok Dalem-Kencong-Kasiyan-Balung-Ambulu-Jenggawah-Ajung-Gladak-Pakem-Jalan propinsi menuju Banyuwangi. “Begitu pula sebaliknya, dari arah Banyuwangi menuju Surabaya yang melewati Jember,” katanya menambahkan.
Leave a Reply