“Satu realita baru yang aku jumpai saat berangkat sholat jumat… Berjalan melewati gang-gang kecil yang padat penduduk. Tiba-tiba tampak diujung jalan seorang tunawisma dan gila, sedang duduk melukis dengan spidol hitam di atas secarik kertas putih kumal. Perlahan aku lirihkan ayuhan kaki guna melirik apa yang dilukisnya. Kaget, aneh, dan seperti tidak mungkin dalam pikiran aku, apa yang dilukisnya? Soekarno!”
Kutipan di atas dari status facebook sahabat kos dan langsung menghujam nadi penulis. Orang gila saja paham negeri ni sedang bergelanyut dalam keterpurukn. Org gila saja masih mempunyai sisa kewarasan yang merindukn kemerdekaan negeri ini direbut kembali. Orang gila saja berfikir mencari solusi ‘gila’ dg merindukn founding fathers! Orang gila saja bisa melakukan sesuatu dengan senjata pena dan kertasnya!
Sementara kita yang waras, rasa-rasanya selalu sibuk dengan urusan kita masing-masing. Demi mengikuti kompetisi ekonomi yang makin menggila, kita harus mengorbankan semua nilai-nilai yang harusnya menjadi akidah hidup kita sehari-hari. Sikut teman, makan uang haram, ambil korupsi, menipu, dan seabrek realitas jahat yang menggurita tata perilaku kita, bahkan mungkin sistem politik kita! Bila diteruskan, cepat atau lambat kita semua akan menenggelamkan negeri kita sendiri, tertimbun dalam lumpur panas yang tak kunjung tuntas seperti Lapindo!
Bila kita mau jujur, negeri ini memang penuh dengan tugas berat. Perubahan yang dijanjikan sering masih pepesan kosong yang meninabobokkan kita pada harapan-harapan semu, karena semua hanya artifisial saja. Sekolah-sekolah dibangun megah sampai bertembok keramik, kantor pemerintahan dibangun bertingkat kokoh dan menjulang, tugu-tugu selamat datang dipermak indah dengan batuan alam yang nyaris punah, bahkan para DPR juga ikut latah menganggarkan gedung baru yang nyaris sempurna. Sementara substansi kemajuan bangsa, kualitas pembangunan ekonomi, percepatan pemerataan pendapatan, layanan hak dasar, bahkan sampai dengan distribusi kekayaan alam dan hasil pajak yang adil masih dijalankan setengah hati.
Persoalan itu belum mencakup berbagai ketertinggalan negeri ini karena hanya mampu mengekspor buruh ke seluruh dunia, bencana alam yang terus melanda, kebakaran, mahalnya biaya hidup, penggusuran, dan seabrek realitas penindasan dan “sampah” kemajuan global. Sampai-sampai orang gilapun mampu melukiskan realitas ini dengan merindukan solusi “gila”, kembali hidupnya Sukarno!
ardy says
memang ada yang brpendapat Soekarno blm mati…
sesuai pidatonya : ” seandainya Tuhan memberiku hidup dua kali….dst
FIVBRI says
terima kasih sudah mendiscribkan jeritan status saya di facebook ya…
AS.ROMA selalu juara
Agus Bintoro says
Siapa yg mengerti bung karno dapat cabut gunung seteru? Dengan apa bung karno dapat guncang dunia? Kenali world of the mind yg disampaikan dalam peringatan isro miroj di mesjid istiqlal jakarta tahun 1964. Keyakinan tentang kelap kelip suatu negara yang disampaikan saat terima gelar doktor honoris causa pada tahun 1964 di perguruan tinggi agama islam. Kita tahu bung Karno tak hidup lagi, kita tahu bung Karno tak patut di puja. Dia bukan tuhan. Dia seperti generasi terdahulu yang memiliki tantangan sendiri. Demikian juga kita. Namun semangat dan keyakinan kita yang patut sama atau lebih jika lihat bahaya mengancam diri, orang lain, bangsa dan dunia. Atau kita tak punya kebanggaan sehingga perbuatan sikut menyikut kita turut andil dalam melahirkan bahaya? Jangan begitu! Mari kita berlomba dalam kebajikan agar kita kelihatan beragama lewat pengamalan nilai yang membanggakan pada agama.
Tulis Nama Anda says
wah tu yg liat org gila kurang sensitif liatnya.. mnurut ane orag gila tuh bukan merindukan sosok soekarno sang father downing. pi orgil tu masih punya dendam ma soekarno coz gara2 dia negeri ini jadi begini. krn soekarno keburu mati dia jadi setrezz coz kmatiannya bukn dgn belatinya…
John Lennon says
yang posting terakhir ini yang orang gila
Lutfi says
Ya memang negeri ini sedang krisis seorang pemimpin, bukan berarti sulit menemukan orang yang mau memimpin, tapi sulit menemukan orang yang mampu untuk memimpin, kesengsaraan negeri ini menurut saya dimulai sejak era pak harto, beliaulah orang yang paling bertanggung jawab, beliau melakukan pembangunan pembangunan dengan uang hasil utang, akhirnya utang indonesia setiap tahun selalu meningkat, tanpa mampu melunasinya, seharusnya pemimpin zaman sekarang ingat prinsip berdikari bung karno, tidak mengandalkan bantuan dari pihak asing.