Judul: The Revenant
Sutradara: Alejandro Innaritu
Pemain: Leonardo DiCaprio, Tom Hardy, Domhnall Gleeson, Forest Goodluck
Produksi: Anonymous Content, New Regency Pictures, RatPac Entertainment
Rilis: 8 Januari 2016
Ingat dengan Jack Dawson? Atau juga Romeo Montague? Tepat sekali. Seketika pula Anda akan langsung terbayang wajah keren nan penuh karisma milik Leonardo DiCaprio. Awal tahun 2016, sang maestro terlibat sebuah proyek besar berjudul “The Revenant”. Jika selama ini Anda terbiasa menikmati akting melankolis-romantis Leo, tak sedikitpun anda akan menemukannya di film ini.
Film garapan sutradara Alejandro Innaritu ini mengusung tema survival-adventurer Hugh Glass di pegunungan salju pada tahun 1820an. The Revenant yang diangkat dari Novel dengan judul yang sama adalah sebuah pengalaman mendalam tentang petualangan sempurna seorang manusia dengan semangat luar biasa. Sebagaimana film Birdman yang ia garap beberapa waktu lalu, The Revenant juga tak kehilangan sentuhan magisnya.
Sedari 30 menit awal, Anda akan mulai sadar jika film bertajuk drama-survival ini akan banyak dijejali dengan adegan-adegan melankolis, tragis dan brutal. Hugh Glass (Leonardo DiCaprio) adalah pemimpin kelompok pemburu beruang di pegunungan tak bertuan di Lousiana, Amerika. Kehidupan berburu kelompok Hugh Glass seketika mulai berantakan tatkala diserang oleh Suku Arikaya. Insiden tersebut menewaskan beberapa anggota kelompok. Mau tidak mau, mereka akhirnya mencari tempat yang lebih aman. Untung tak dapat diraih malang tak bisa ditolak. Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Seekor beruang Glizzy besar dan buas latah ikut-ikutan menyerang mereka. Badan Hugh Glass terkoyak dan bersimbah darah. Rekan-rekannya pergi meninggalkannya. Hampir semua orang tidak percaya jika Glass masih hidup, apalagi Fitzgerald (Tom Hardy) yang meninggalkannya dalam keadaan mengenaskan.
Setelah kejadian tersebut, Glass berniat untuk melanjutkan hidup dengan tujuan membalaskan dendam atas kematian putranya. Tekad dan semangat ia kumpulkan. Benar saja. Ia menjadi pemburu nomor satu. Ia melewati hutan yang tertutup salju, hanyut di air terjun, tidur di dalam bangkai kuda dan bahkan harus makan hati bison mentah. Seolah-olah jiwanya sedang dirasuki hasrat membunuh beruang Glizzy. Dingin nan mematikan.
Di film ini, telihat bagaimana kualitas Leo dalam berakting. Ia begitu jauh-larut dalam karakter hening mematikan Hugh Glass. Emosi, tatapan mata, hingga gaungan teriakannya adalah serangkaian bukti bahwa ia memang layak memenangkan Piala Oscar sebagai aktor terbaik 2016. Penghargaan yang selama ini “dijauhkan” darinya. Agaknya, kesibukannya sebagai pejuang lingkungan turut membuatnya lebih mendalami karakter Glass.
Sang sutradara, Alejandro Innaritu, memang layak didapuk sebagai salah satu sutradara terbaik dunia. Cerita novel ia ramu dengan menambahkan beberapa cerita fiktif seperti latar belakang Glass dan karakter Hawk (putra Hugh Glass) untuk membuat cerita yang lebih dramatis dan kompleks. Innaritu berhasil menjaga ritme film untuk tetap padat dan penuh emosi hingga akhir. Dan karena The Revenant pula, ia diganjar penghargaan Piala Oscar kategori sutradara terbaik bersamaan dengan Piala Oscar milik Leo.
Tidak hanya itu, kesuksesan juga datang dari sinematografi film lewat tangan manja Emmanuel Lubezki. Bersamaan dengan Leo dan Innaritu, ia juga ketiban sampur Piala Oscar kategori Best Achievement in Cinematography. Kemampuan Lubezki begitu nyata terpampang di film ini. Ia menampilkan nuansa pemandangan natural yang mampu membawa penonton merasakan dingin dan menakutkannya pegunungan salju di The Revenant. Kolaborasinya dengan Innaritu-sejenak-tatkala menikmati The Revenant-mampu membawa penonton melupakan batas antara realita dan cerita film.
Pada akhirnya, The Revenant tak hanya mengajak penonton menikmati cerita balas dendam semata. Siklus hidup Glass adalah serangkaian hubungan sebab akibat yang terjadi dalam persinggungannya dengan alam sekitar. Awalnya ia adalah seorang pemburu beruang, lantas diserang oleh beruang, pada akhirnya ia menjadi seorang manusia dengan nafas beruang. Namun, diakhir cerita ia pasrah dan mengembalikan segalanya pada Tuhan, termasuk usahanya untuk balas dendam. Ia menjadi pembelajaran terbaik untuk memahami luhurnya harapan dan agungnya takdir Tuhan.
Sumber gambar: http://www.hdwallpapers.in/walls/leonardo_dicaprio_the_revenant-HD.jpg