Konon, ketika menciptakan nusantara, Tuhan sedang tersenyum dan membuat nusantara dari sekeping tanah dari surga. Karenanya, nusantara dianugerahi keindahan alam yang menakjubkan. Tidak hanya itu, kearifan budaya juga sangat kaya dan beragam. Mulai dari budaya sosial, tari-tarian, bangunan tradisional, beragam senjata tradisinonal dan tentu juga seni bela diri seperti pencak silat.
Pencak silat adalah salah satu bukti dari kekayaan budaya luhur bangsa. Tidak ada artikel yang jelas sejak kapan pencak silat ada pertama kali. Namun diyakini pencak silat ada dari upaya nenek moyang untuk mempertahankan diri dari serangan hewan maupun sesama manusia. Perkembangan terjadi ketika adanya masa kerajaan di bumi nusantara. Pencak Silat berfungsi sebagai sarana untuk melindungi negara, membela diri, membantu orang lain hingga ada pula yang menyalahgunakan untuk kejahatan.
Di era penjajahan, pencak silat mempunyai arti penting bagi masyarakat nusantara, Hindia Belanda (Baca Indonesia) khususnya. Pencak silat (dan amalan khusus) menjadi andalan untuk mempersiapkan mental dan fisik dari serangan bangsa penjajah, baik oleh bangsawan, pejuang kemerdekaan hingga rakyat biasa. Pada era kemerdekaan, untuk menyatukan aliran silat di Indonesia, tepatnya Mei 1947, dibentuklah Ikatan Pentjak Seloeroeh Indonesia (IPSI), yang kemudian berganti Ikatan Pencak Silat Indonesia.
Kini, sejak ditayangkannya film Merantau dan The Raid di di bioskop internasional. Iko Uwais, sang pemeran utama yang juga atlit silat sukses membawa pencak silat go international. Di Afrika Selatan, pencak silat pertama kali diperkenalkan pada tahun 2010 oleh Prihandjoyo dan Sahrowi di Bosmont, Johannesburg. Awalnya kedua pelatih asal Perguruan Silat Al-Azhar Jakarta ini hanya mendapatkan 20 murid, namun perlahan dapat perkembang dengan cukup baik. Hingga tahun 2016 lalu Negara Afrika Selatan mendelegasikan Pencak Silat dalam Afisa Wold Games 2016 di Ancol, Jakarta. Kegiatan ini untuk olahraga tradisional dunia yang diikuti oleh 84 negara dan 14.000 peserta.
Sementara itu, pencak silat berkembang cukup pesat Amerika Serikat (AS). Adalah Wona Sumantri yang mengajar beberapa aliran silat di antaranya Harimau Singgalang dari Sumatera Barat dan ilmu silat Cimande dari Jawa Barat. Berniat mengembangkan pencak silat, pertahun 2011 ia mendirikan Perguruan Silat Martial Arts Acedemy secara mandiri yang tersebar di Washington D.C dan negara bagian Virginia.
Adapun perguruan silat di AS diantaranya, Perguruan Silek Minangkabau Beringin Sakti, Perguruan Naga Community di Oregon, Perguruan Silat Inti Ombak Corolado di Illinois dan Los Angeles, Perguruan Silat Merpati Putih di Ogden Utah, Perguruan Silat Dallas, Perguruan Al-Azhar, Pergurun Pasundan Pencak Silat di Williamburg Virginia. Semuanya dalam naungan USA Pencak Silat Federation dibawah pimpinan Wona Sumantri sebagai Presiden Federasi, (Sumber; usasilat.org). Bahkan, yang menggembirakan lagi, pencak silat telah masuk kurikulum American University. (Tweet Dino Patti Jalal, 10/6/1011).
Sedangkan di Eropa, respon masyarakat lokal terhadap pencak silat jauh lebih menggembirakan. European Pencak Silat Federation (EPSF) yang merupakan organisasi federasi pencak silat Se-Eropa telah membawahi anggota 16 negara. Di antaranya ialah Jerman, Belanda, Turki, Belgia, Prancis, Spanyol, Rusia dan beberapa negara lainnya. Dalam laman epsf.net/events.html, sepanjang tahun 2017, EPSF dan negara anggota telah menggelar sebanyak 49 kegiatan pencak silat. Mulai dari seminar, kursus, camp hingga kejuaraan silat Se-Eropa di Bulgaria.
Di tingkat dunia ada Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) yang merupakan organisasi federasi pencak silat yang beranggotakan 47 negara di seluruh dunia. Federasi yang diinisiasikan oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA), Persekutuan Silat Singapura (PERSISI) dan Persekutuan Silat Kebangsaan Brunei Darussalam (PERSIB) pada Desember 2016 lalu telah menggelar ajang Kejuaraan Pencak Silat Dunia di Bali. Sedangkan di Asian Games 2018 untuk pertama kalinya pencak silat akan diperlombakan.
Namun, sekalipun pencak silat telah berkembang cukup pesat di dunia internasional. Pencak silat masih tidak dapat dilombakan secara resmi di ajak olah raga dunia, Olimpiade. Karena jenis bela diri ini hanya masih terdapat di 47 negara saja, sedangkan Olimpiade menyaratkan sebaran cabang olahraga sedikitnya di 70 negara. Tentu ini bukan perkara ringan. Perlu keseriusan dan usaha keras pemerintah, dalam hal ini Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), IPSI dan Dispora Indonesia di mancanegara agar budaya luhur nusantara dapat terus lestari dan mendunia.
Leave a Reply