Dunia memandangmu tertegun
Sesekali tidak percaya
Negerimu kini hancur
Habis dilibas tiga bencana
Dalam satu waktu
Gempa, Tsunami dan Ancaman radiasi nuklir…
Tapi, kini mata dunia kembali tertegun,
Menatap dari jauh,
Bagaimna kau persiapkan evakuasi
Sepenuh hati, sungguh-sungguh
Disambut rakyat-rakyatmu yang tangguh
Tidak ada penjarahan
Tidak ada pencurian
Tidak ada perebutan bantuan
Tertib.
Tidak ada kepanikan massa
Kini aq sendiri yang tertegun
Bagaimana kau belajar persiapkan semua ini?
Bagaimna rakyatmu tabah menunggu tanpa berkesah?
Sama seperti mata dunia yang memandangmu dari jauh
Aq tertegun
Mungkin gajah di pelupuk mata memang tidak nampak
Karena di negeri ini semua masalah menjadi bias
Tanpa akhir,
Tanpa kesudahan,
Terus berulang satu tahun hingga tiga ratus tahun,
Miskin dan terus saja menjadi periferal,
Entah di sini
Atau di mata dunia
Dalam ketertegunan ini aki ingin belajar,
Bagaimana kau mebangun negara menjadi besar
Bahu membahu rakyat
Komitmen etika pejabat
Sampai moral di saat kau diujung krisis bencana
Kau jaga, kau pegang, seteguh hatimu menatap dunia baru
Ketegunan ini mungkin tidak sebanding
Saat menatap kerja kerasmu di ujung samudra
Belajar dan terus belajar,
Bahkan saat kau ditimpa petaka
Karena kau memang negara besar
Tanpa lupa semangat belajar
Aku ingin terus memujimu
Karena memang mulut ini lama kering akan pujian
Karena mata sulit melihat idealisme nyata
Sesekali fatamorgana kemajuan
Semakin maya di negeri ini
Sekali lagi, aku ingin memujimu
Terpukau oleh kerja kerasmu,
Negara paling siap menjemput kemajuan
Juga paling sigap merespon bencana
Yang mungkin berbuah kemunduran,
berpuluh tahun di negeri kami
Mampukah kami belajar sepertimu?
Faqih Al Asy’ari. Maret, 2011. Malang.
abang saya mau minta ijin make puisinya boleh???
buat acara pray for jepang bang…
tapi itu pun kalau saya jadi tampil….
abang saya mau minta ijin make puisinya boleh???
buat acara pray for jepang bang…
tapi itu pun kalau saya jadi tampil….
mohon ijin nya ya abng Faqih Al Asy’ari…
terimakasih….
^_^