Bagian utara sepanjang pulau Jawa memiliki sistem infrastruktur yang komplek dan menyeluruh sehingga memungkinkan untuk daerah di sepanjang Utara pulau Jawa berkembang dan melakukan pertumbuhan dalam hal peningkatan ekonomi. Berkembangnya infrastruktur menjadi lahan untuk berkembangnya masyarakat pada determinasi pertumbuhan. Masyarakat dapat mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi. Misal dengan dibangun akses jalan raya maka rakyat akan mencoba melakukan usaha dengan membuka warung makan/restaurant disepanjang jalan raya penghubung. Begitupun juga dengan fasilitas hotel yang bisa dikembangkan sektor swasta untuk pertumbuhan ekonomi. Secara langsung juga dengan berdirinya hotel akan menyerap tenaga kerja lokal disekitar tempat berdirinya hotel. Hal ini mengindikasikan bahwa ekonomi masyarakat menjadi tergerak dan tereduksikan kemiskinan di sekitar masyarakat.
Pembangunan infrastruktur di sepanjang pantura juga determinasi terhadap akses. Jalan raya yang lebar memudahkan dalam pengiriman distribusi consumer goods dari berbagai daerah di sepajang pantura. Ditambah lagi dibangunnya SPBU yang banyak di sepanjang pantura yang memudahkan orang dalam melakukan distribusi barang kebutuhan. Terpenuhinya barang kebutuhan masyarakat maka merupakan indikasi kehidupan masyarakat lebih baik dan juga mengalami peningkatan kualitas hidup karena masyarakat dapat menagkses dengan mudah barang kebutuhannya. Hal inilah yang akan mereduksi tingkat kemiskinan di masyarakat.
Yang menjadi permasalahan adalah dalam konteks pembangunan di pantura di pulau Jawa adalah tidak terjadi hal yang sama pada pembangunan infrastruktur yang kompleks pada konteks selatan pulau Jawa. Dalam proses pembangunannya saat ini ternyata pembangunan daerah-daerah di Jawa menyisakan perbedaan antara pembangun utara-selatan seperti dunia yang membagi utara sebagai dunia maju dan selatan sebagai dunia berkembang. Daerah sepanjang Pantai utara pulau Jawa ibarat tanah impian. Tetapi perbedaan amat terasa di kawasan sepanjang pantai selatan Jawa yang membentang di 22 kabupaten, mulai Pandeglang, Lebak, Sukabumi, Canjur, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Cilacap, Kebumen, Purworejo, Kulon Progo, Bantul, Gunung Kidul, Wonogiri, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, Lumajang, Jember, hingga Banyuwangi. Kondisi infrastruktur minim dan jalan-jalan nasional yang sempit. Sehingga
menyebabkan pembangunan pulau selatan Jawa kurang berkembang. Daerah-daerah selatan Jawa Timur menunjukkan pola pemukiman yang dipengaruhi faktor pembangunan yang sedang mengalami marjinalisasi. Salah satu upaya pemerintah kini akan membuat jalur lintas selatan (JLS) yang dipercaya akan meningkatkan perekonomian selatan jawa sehingga bisa mereduksi pembangunan yang kurang berpihak. Namun sampai saat ini proyek JLS itu sendiri masih terkendala masalah pembebasan lahan yang tidak kunjung selesai.
Gambar: http://www.panoramio.com/photo/11307657
syadhu says
mbak, pembaca diberi waktu untuk bernafas dong,,matur nuwun
Asti says
oyee mas syahdu
Vina Anom says
setidaknya perjalanan ziarah wali lima semakin lancar jaya,..