Dewasa ini pupuk organik semakin populer dan banyak digunakan, hal ini disebabkan oleh semakin sulitnya para petani mendapatkan pupuk an organik. Entah pemerintah kuwalahan dalam menyediakan pupuk untuk para petani ataupun memang sengaja dimainkan oleh oknum-oknum tertentu untuk mengambil keuntungan.
Selain itu menurut beberapa penelitian penggunaan pupuk an organik (kimia) dalam jangka panjang tanpa di imbangi penggunaan pupuk organik dapat menyebabkan rusaknya sifat fisik dan kimia tanah termasuk rusaknya kehidupan mikroorganisme dalam tanah. Hal ini tentunya sangat membahayakan keberlanjutan pertanian kita.
Maka dari itu untuk menopang keberlanjutan tanaman dan keseimbangan unsur hara dan mokroorganisme dalam tanah, maka perlu dikombinasikan dengan pemakaian pupuk organic. Bahkan petani secara perlahan-lahan harus meninggalkan pupuk anorganik menuju pupuk organik yang ramah terhadap lingkungan. Upaya pengadaan pupuk organik berkualitas dengan teknologi sederhana dan biaya yang murah mutlak di perlukan guna berlangsungnya proses produksi petani.
Pupuk organik salah satunya adalah dengan menggunakan kompos. Kompos merupakan hasil dekomposisi bahan-bahan organik atau proses perombakan senyawa yang komplek menjadi senyawa yang sederhana dengan bantuan mikroorganisme. Bahan dasar pembuatan kompos dapat berupa kotoran ternak, sampah organik, dan sisa tumbuh-tumbuhan.
Pupuk organik yang baik dapat dibuat dari bahan yang mudah didapat seperti dari kotoran hewan ternak. Dalam pembuatannya, kotoran ternak dapat didekomposisi dengan menggunakan bahan pemacu mikroorganisme seperti stardec atau bahan sejenis, di tambah dengan bahan-bahan untuk memperkaya kandungan kompos seperti serbuk gergaji, abu, jerami dan kapur. Ataupun dengan mengguankan fermentasi sederhana.
Kotoran sapi sebagai limbah usaha peternakan merupakan bahan pembuat kompos yang baik karena memiliki kandungan nitrogen dan potasium. Kualitas pupuk organik yang baik dapat diperoleh melalui proses pengubahan limbah organik menjadi pupuk organik melalui aktifitas biologis pada kondisi yang terkontrol.
Menurut Muhammad Irsyadul Ibad, pengalihan petani dari pupuk an organik menjadi organik ini tidak semata-mata merubah pupuknya. Direktur Infest Jogjakarta ini mengatakan bahwa perubahan itu membutuhkan proses yang panjang. Untuk merancang tanaman organik, maka tanahnya perlu disterilkan dari pupuk an organik dengan cara membiarkan tanah itu tidak ditanami minimal satu musim tanam.
Setelah itu biarkan tanah tumbuh dengan berbagai rerumputan. Setelah dirasa cukup, maka tanah sudah mulai dikerjakan dengan menggunakan model pertanian organik. “Kalau hanya merubah pupuk saja kita bisa mencari pupuk-pupuk organik yang dijual secara bebas. Namun saya tidak menjamin bahwa pertaniannya akan berhasil”, imbuh Ibad.
Selain itu, menurut laki-laki yang mengaku sudah mulai mengembangkan pertanian organik ini di Wonolelo dan Kulonprogo Jogjakarta ini, mengembangkan pertanian organik tidak hanya merubah dari pupuk an organik menjadi organik. Hal yang paling penting menurutnya adalah nalar yang digunakan oleh para petani harus sesuai dengan siklus rantai makanan. “Rantai makanan yang ada di sawah tidak boleh putus”, terangnya.
Karena menurutnya selain penggunaan pupuk kimia, banyaknya hama tanaman dan kegagalan panen dikarenakan ekosistem pertanian yang sudah tidak berimbang. Kalau memang jejaring makanan dalam rantai makanan sudah putus, maka kita harus membuatnya nyambung lagi dengan cara melengkapinya dengan cara buatan. Hal ini bukan perkara sulit menurutnya. Tinggal kita bisa sabar dan mulai menjobanya atau tidak, pungkasnya.
Manfaat Pupuk Organik
• Menggantikan atau mengefektifkan penggunaan pupuk An Organik.
• Bebas dari biji-bijian liar.
• Bebas dari bakteri pathogenic dan parasit.
• Bebas Phytotoxin.
• Tidak berbau / mudah penggunanya.
• Tidak membakar tanaman.
• Hemat Biaya dan tenaga.
• Menyediakan unsur hara.
• Meningkatkan Mikroba Tanah.
• Mempermudah pengolahan tanah karena membaiknya struktur tanah.
• Memperbaiki Ph tanah.
• Meningkatkan daya tahan tanah terhadap Erosi.
• Meningkatkan produksi 10-30%
• Biji-bijian lebih Berisi.
• Tidak cepat busuk
• Tanaman jauh dari Hama/Penyakit/Jamur.
• Berfungsi sebagai Growth Stimulant dan Soil Conditioner.
Yosua says
mantap boss……ini perjuangan jangka panjang bukan sekedar perrtukaran materi dari unorganik ke organik…