Produksi : Genta Buana Pitaloka
Pemain : Anto Wijaya, Candy Satrio, Rachma Azhari, Roy Jordy, Erina G.D, Suzanna Meilia, Jill Carisa, Yuni Sulistyowati, Chairil J.M, Fitria Anwar, Irman F.R Heryana Lilis Sugandha, Hendra Cipta, Anika Hakim, Teddy Uncle, Reyvaldo
Sutradara : Dasri Yacob
Tahun : 2000
Sebelumnya, cerita film berkutat pada kisah asmara terlarang antara Nila Saroya, Priyamitra dan Dewi Danesywara. Kecemburuan yang memuncak, membuat Danesywara merencanakan untuk menyiksa Priyamitra secara pelan-pelan. Untuk itu ia meminta bantuan pada dukun sakti yang mampu membuat seseorang bisa terluka dari jarak jauh.
Danesywara bertemu dengan dukun teluh. Kemudian sang dukun memberi pilihan dengan siksaan yang perlahan-lahan atau langsung dibuat mati. Menyiksa pelan-pelan menjadi pilihan, Danesywara ingin melihat kesakitan yang dialami oleh Priyamitra sebelum ajal menjemput.
Malam hari ketika Priyamitra akan istirahat tiba-tiba tubuhnya ada yang menyerang. Suara jeritan ketakutan membuat Nila Saroya segera melihat apa yang menimpa murid kesayangan tersebut. Nila bingung karena terlihat aneh melihat sekujur tubuh Priyamitra lebam mirip orang sedang berkelahi.
Esoknya, Nila menyampaikan apa yang terjadi kepada gurunya, Durgandini. Alhasil gurunya mengira Priyamitra terkena teluh dukun. Tak butuh berpikir lama, Durgandini mengajak Nila untuk menanyakan kepada warga sekitar tentang keberadaan dukun teluh di sekitar Pakuwon Gondorukem.
Nila akhirnya menemukan tempat persembunyian dukun tersebut. Sebelum mati, dukun tersebut mengakui bahwa dia disuruh oleh Dewi Danesywara. Kejadian ini membuat Nila menjadi dendam dengan Danesywara dan akan melaporkannya ke Giriwara, kakaknya.
Di tempat lain, di Kalinggapura, para prajurit sudah siap dan lengkap persenjataan yang akan menyerang Pakuwon Gondorukem. Rombongan dipimpin oleh Pangeran Danurweda beserta Adipati Prabakara, Prabu Angling Dharma ikut dalam rombongan yang siap berangkat berperang.
Di tengah perjalanan, rombongan Pangeran Danurweda bertemu dengan rombongan dari Padepokan Halimun pethak. Mereka kemudian bersama-sama menyerang Giriwara. Mereka kemudian berbagi tugas. Rombongan pendekar Halimun Pethak menyerang pendekar sewaan Giriwara, sedangkan Sang Prabu Angling Dharma akan menghadapi Durgandini dan Nila Saroya.
Pertempuran dimulai! Saling serang antara Danurweda dengan Giriwara membuat Giriwara tewas. Sedangkan, pendekar Halimun Pethak banyak yang tewas oleh Nila saroya, sementara itu Durgandini berhasil mengalahkan Angling Dharma dengan jurus pamungkas Ajian Rengkah Gunung. Sang prabu mengalami luka parah dan tiba-tiba muncul pendekar bertopeng Mahasura membawa tubuh sang prabu.
Kejadian ini membuat Durgandini marah dan tetap akan menuntaskan dendam kepada keluarga Pangeran Suryapati dan Padepokan Sugaluh. Sedangkan Nila masih bertempur dengan Suliwa, jurus demi jurus mereka keluarkan. Dan akhirnya Suliwa berhasil mengalahkan Nila yang kemudian gurunya menyelamatkan Nila Saroya dan dibawa pergi.
Episode kali ini menceritakan kisah asmara terlarang yang akan membawa malapetaka, Priyamitra bermain api dengan dua perempuan. Dan akhirnya dendam yang diperlihatkan, nyawa pun akan menjadi taruhannya. Ini membuktikan kejujuran lebih baik dikatakan meskipun hasilnya terkadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ketika punya rasa berbeda kepada seorang perempuan, katakanlah begitu.
Selanjutnya, bahwa sebuah pemberontakan akhirnya akan berhasil ditumpas. Ini membuktikan bahwa kebenaran akan selalu menemui jalannya, yaitu jalan kemenangan. Layaknya kasus korupsi yang banyak terjadi di Negeri Indonesia hanya karena jabatan dan harta. Akhirnya akan menemui apes dan ditangkap oleh pihak berwenang karena yang dilakukan merugikan rakyat kecil.
Leave a Reply