Judul: Agama dan Demokrasi
Penulis: Any Rufaidah, Edi Purwanto, L Riansyah
Penerbit: Averroes Press
Seri: Buku Seri Demokrasi ke-11
Tahun: 2008
Tebal: 109
ISBN: 9793997276
Umat beragama di Indonesia kerap dihadapkan pada tantangan sering munculnya benturan-benturan atau konflik di antar umat beragama. Kita tentunya masih ingat dengan adalah konflik antar umat beragama di Poso, Ambon dan sejumlah tempat lainnya. Seringnya terjadi konflik antar agama di Indonesia, kiranya menjadi pelajaran bagi kita bersama. Potensi-potensi konflik semacam ini riskan terjadi mana-mana.
Munculnya konflik-konflik agama di samping karena faktor politik dan ekonomi, juga disebabkan adanya interpretasi terhadap teks-teks kitab suci sebagai acuan masyarakat telah direduksi pada kepentingan dan reduksi ideologis bagi pembentukan sebuah masyarakat. Lewat klaim absolut, akhirnya interpretasi teks-teks suci dianggap sebagai satu-satunya kebenaran mutlak.
Pada gilirannya corak pemikiran keagamaan yang demikian itu akan dengan mudah memperoleh legitimasi diri dan menganggap golongannya sendiri yang paling benar dan yang lain salah. Bahkan lebih dari itu, segala sesuatu yang tidak sepaham atau sealiran dianggap sebagai musuh.
Agama untuk Harmoni Hidup
Agama hadir di muka bumi sebagai rujukan bagi umat manusia untuk bisa memaknai hakikat kehidupan, mereguk kesempurnaan hakiki, dan untuk menghadirkan harmoni hidup. Agama tidak saja berkaitan dengan usaha membangun relasi antara manusia dengan Sang Pencipta, namun juga menuntun umat manusia untuk memberikan sumbangsih bagi kemanusiaan dan alam semesta.
Berbagai agama dan kepercayaan yang disemai oleh anak Adam nampaknya memberikan banyak arti bagi pluralitas kehidupan. Pluralitas ini menuntut setiap individu untuk memahami bahwa manusia memiliki keterbatasan dan perbedaan antara satu dengan yang lain serta memiliki banyak pilihan untuk membuka dan mengakhiri langkah hidupnya.
Artinya, perbedaan agama dan pilihan orang untuk berkeyakinan adalah sebuah keniscayaan yang Dia ciptakan untuk menjadi berkah sekaligus ujian bagi umat manusia.
Membangun kehidupan antarumat beragama yang damai bukanlah hal yang mudah untuk dicapai. Kedewasaan akan pluralitas tidak saja harus dibangun dari pemahaman ajaran secara mendalam, namun ia juga membutuhkan proses kultural yang dipupuk dalam waktu yang tidak singkat.
Ketidakdewasaan dalam menyikapi perbedaan keyakinan menjadikan umat beragama sering terjebak dalam gesekan, pertentangan, konflik bahkan kekerasan yang semua itu sama sekali tidak pernah diajarkan oleh agama manapun. Rentetan konflik antaragama dan keyakinan yang kerap terjadi di negeri ini membuktikan bahwa keragaman yang telah lama hadir di bumi nusantara nyatanya belum tentu menjadi jaminan bahwa kedewasaan akan keragaman bisa dimiliki secara utuh.
Proses membangun kehidupan bersama secara damai antarkeyakinan nampaknya menjadi upaya yang tidak pernah usai. Kedamaian dalam keragaman harus disemaikan terus menerus dan diwariskan kepada setiap generasi.
Leave a Reply