Judul: Tujuh Filsuf Muslim Pembuka Pintu Gerbang Filsafat Barat Modern
Penulis: Ahmad Zainul Hamdi
Penerbit: LKiS Pelangi Aksara
Tahun: 2004
Tebal: 232
ISBN: 9793381744
Filsafat Islam adalah hasil dari sebuah proses rumit. Sekalipun dengan sadar ia tidak mau melepaskan diri dari otoritas wahyu, namun ia juga dengan kesadaran penuh dan rasa hormat yang tinggi mengambil bahan-bahannya dari luar Islam, terutama Yunani. Terma Filsafat Islam di sini termasuk dalam pengertian sufisme spekulatif atau tasawuf falsafi karena pada hakekatnya ia adalah pengembangan warisan filosofis yang dibeber atas nama intuisi.
Sekalipun nama Aristoteles banyak disebut oleh para filosof Muslim, namun kenyataannya bukan Aristoteles yang paling berpengaruh dalam bangunan filsafat Islam. Tidak seperti yang banyak diduga, justru doktrin yang sangat mempengaruhi perjalanan filsafat Islam adalah doktrin yang bertentangan dengan Aristotelian, Neoplatonisme. Unsur-unsur Platonian ini merembes melalui dua buku, Theologia of Aristotel dan Libre de Causis, dua buku yang secara salah sering dinisbatkan kepada Aristoteles.
Dari sini lalu muncullah nama-nama filosof Islam besar yang kontribusinya sangat menentukan peradaban, tidak hanya peradaban Islam tapi juga dunia. Tercatat dari rahim Islam nama-nama filosof yang sangat mempengaruhi dunia, seperti Ibnu Sina, al-Farabi, al-Razi, Ibnu Rusyd, dan sebagainya. Buku ini, kendati hanya singkat, menguraikan cukup lengkap dan kritis tentang mereka, yang pada akhirnya memberikan kontribusi besar bagi pengembangan pemikiran filsafat Barat.
Filsafat Dunia Islam
Menurut sang penulis, sejarah filsafat di dunia Islam adalah sejarah penyelarasan antara syariah dan filsafat, atau iman dengan rasio. Kelak, inilah tema yang paling penting dan paling menghabiskan energi dalam filsafat Islam. Sekalipun demikian, sejarah filsafat Islam belum bisa menciptakan sebuah paduan di antara keduanya dengan baik. Ini karena seluruh bangunan filsafat Islam, baik materi maupun bentuknya, diambil terutama dari bahan-bahan Yunani atau yang disimpulkan dari ide-ide Yunani.
Sekalipun upaya islamisasi ide-ide Yunani telah banyak dilakukan oleh para filosof Muslim, namun warna Yunaninya tetap lebih menonjol daripada “islam”-nya. Tidak mengherankan jika Fazlur Rahman menyebut filsafat Islam bersifat hellenistik. Dengan alasan ini jugalah tidak sedikit orang yang lebih suka menyebutnya dengan istilah Filsafat Arab atau Filsafat Muslim daripada Filsafat Islam.
Akan tetapi, apapun hasilnya dan apapun penilaian orang terhadap upaya-upaya yang dilakukan oleh para filosof Muslim, mereka telah mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk membuat sintesa yang harmonis antara agama dan filsafat sehingga pikiran-pikiran filsafati memperoleh tempat yang layak di dunia Islam. Mereka telah ikut menyumbang dalam pembentukan peradaban Islam yang sampai saat ini masih diakui dunia.
Leave a Reply