Harap-harap cemas para penikmat serial milik Marvel Cinematic Universe (MCU) akhirnya terpenuhi. Akhir April lalu, Avengers: Infinity War dirilis dan mulai tayang di bisokop seluruh dunia. Film berdurasi sekitar 120 menit ini menjadi penghapus dahaga pecintanya.
Thanos adalah tokoh sentral di Avengers: Infinity War. Ia adalah tokoh antagonis yang berkeinginan mengumpulkan enam batu (sebut saja batuk akik) agar tak terkalahkan. Makhluk asal Titan ini memiliki cita-cita luhur sekaligus menggelikan. Ia ingin membunuh separuh populasi dunia. Alasannya? Untuk keseimbangan dunia.
Tidak sendirian, Thanos dibantu empat prajurit kuat untuk menemukan batu-batu itu. Thanos dan anak buahnya tersebut kemudian menyebar ke seluruh planet yang ada. Mereka tak segan untuk menganiaya dan membunuh untuk mendapatkan batu tersebut.
Geliat Thanos inilah yang menjadikan seluruh Avenger berkumpul. Dapat dikatakan di film ini ditampilkan hampir semua superhero yang hidup di MCU jilid pertama, mulai dari para Avengers penjaga bumi, Guardian of Galaxy penjaga luar angkasa, dokter Stephen Strange, hingga Black Panther dan pasukannya. Hebatnya, para Marvel memiliki porsi yang cukup untuk menampilkan karakter mereka.
Setelah berjalan hampir separuh film, para Avenger diharuskan mencicipi kokohnya Thanos satu-persatu. Berbagai strategi dan upaya dilakukan untuk membendung kekuatan Thanos. Sayang, diakhir film, Thanos tetap memenangkan infinity war. Lucunya, Thanos diceritakan masih hidup dan menyendiri di daerah terpencil sembari menyesali apa yang telah dilakukannya.
—
Sesungguhnya, saya cukup miris pada diri sendiri manakala mengetahui bahwa usia MCU telah memasuki angka 10 tahun-sementara saya baru pertama kali menonton hasil produksinya. Walhasil, sebelum menonton film, saya harus mengumpulkan beberapa amunisi macam membaca beberapa artikel dan cerewet pada pecintanya.
Mengapa begitu?
Sebagai penonton pertama serial MCU, seyogyanya saya dan Anda akan menjadi seorang siswa SMP yang salah masuk bangku kuliah. Avengers; Infinity War adalah serial yang ceritanya tidak lepas dari cerita sebelumnya. Atau yang lebih sepele, karakter Avenger yang beragam menjadikan penontonnya minimal harus tau perbedaan antara Spiderman dan Thor.
Para penikmat film genre scifi-fantasy seyogyanya merasakan kebahagian besar ketika menonton film ini. Efek visual, kisah penjelajahan serta dijejalkannya kekuatan masing-masing Avenger ialah seperangkat daya tarik paling menakjubkan di Infinity War. Duet sutradara Russo Brothers begitu apik dan epic memberikan sentuhan-sentuhan kejutan.
Infinity yang berarti tak terbatas menjadikan film ini seharusnya dinikmati tanpa embel-embel apapun, baik harapan atau spoiler-spoiler tak beralasan. Satu hal yang perlu dicatat adalah: Sebelum datang ke bioskop, jangan baca apapun perihal Infinity War!. Mengapa? Karena kejutan-kejutan macam “I’m Groot” atau kisah Gamora adalah kekuatan utama film ini.
Leave a Reply