Sekarang sudah Mei 2018. Hujan sudah hampir habis. Tapi saya tetap mau curhat tentang hujan.
Hujan merupakan salah satu anugerah tak terhingga nilainya yang diberikan oleh Tuhan. Dalam kehidupan ada baik ada buruk, ada hitam ada putih, ada laki-laki ada perempuan, semua diciptakan Tuhan secara berpasang-pasangan.
Pun begitu juga dengan hujan. Ia tak lepas dari kemarau.
Saat kemarau sudah memuncak, hawa panas semakin membuat gerah lahir batin, maka musim hujan merupakan musim yang ditunggu-tunggu oleh siapapun, juga para petani guna menyuburkan sumber pertanian.
Tidak hanya Pak Tani, musim hujan juga sangat ditunggu-tunggu oleh anak-anak kecil. Anbak-anak mengerti bahwa bermain air hujan jenis permain termurah dan gratis. Tantangan mereka cuman satu, memberi jawaban memuaskan pada warning para orang tua, “Jangan bermain bermain hujan nanti kau sakit.” Atau
Hujan kerap bersahabat dengan para penjual bakso, mie ayam, soto ayam, rawon dan makanan-makanan hangat lainnya. Sedangkan bagi para penjual es buah, jus blender, es teler dan es potong, hujan juga menjadi sahabat baik yang menyuruh agar mereka banyak-banyak beristirahat.
Menjelang Ramadlan 2018 ini, semoga hujan tetap turun rintik-rintik saja. Agar badan dan jiwa kita semua tetap adem dan tentrem. Dan membuat bunga-bunga ridlo Mu bersemai tak terhingga.
Amin, welkem Ramadlan.
Leave a Reply