Judul : Balada Cinta Mei Shin
Produksi : Genta Buana
Pemain : Anto Wijaya, Li Yun Juan, Piet Ermas, Hendra Cipta, Devy Zuliaty
Sutradara : Muchlis Raya
Tahun : 1997
Setelah meninggalnya Kak Lao, Mei Shin menjadi tanggung jawab Arya Kamandanu. Mei Shin diajak ke Desa Kurawan tempat tinggal Arya Kamandanu sekaligus tempat asal Mpu Ranubaya. Di Desa Kurawan, ia diperkenalkan dengan Nyai Rongkot yang merupakan pengasuh Arya Kamandanu dan Arya Dwipangga di masa kecil.
Waktu terus berlalu, rasa cinta di hati Kamandanu semakin hari semakin besar saja. Mengetahui hal tersebut, Nyi Rongkot memberikan nasihat untuk segera menikahi Mei Shin. Di lain pihak, karena seringnya bersama, tanpa disadari Mei Shin juga mulai mencintai Kamandanu. Namun, Mei Shin hanya terdiam karena masih dalam masa berkabung.
Suatu ketika, Kamandanu mengungkapkan rasa cintanya kepada Mei Shin. Namun, Mei Shin malah pergi meninggalkan rumah tanpa sepengetahuan Kamandanu dan Nyi Rongkot. Mei Shin lari ke makam Kak Lao. Disana ia menangis dan berkata bahwa ia juga mulai mengagumi sosok Arya Kamandanu. Setelah dari makam, dalam kebingungannya Mei Shin bertemu Arya Dwipangga. Dasarnya memang bajingan, Arya Dwipangga merayu dan memberikan Mei Shin minuman yang di dalamnya sudah dicampur obat perangsang. Akhirnya kejadian yang tak diingankan itupun terjadi.
Dalam pencarian keberadaan Mei Shin, Arya Kamandanu kembali harus menemui kenyataan pahit hamilnya Mei Shin. Cintanya kembali dihancurkan oleh Sang Kakak. Setelah berunding dengan Ayahnya, Mpu Hanggareksa, Kamandanu akhirnya menikahi Mei Shin. Meski sudah menikah, Kamandanu lebih memilih untuk tak sedikitpun menyentuh Mei Shin. Mei Shin yang bingung lebih banyak menghabiskan waktu dengan merenung dan menangis.
Di sisi lain, pernikahan antara Arya Dwipangga dengan Nari Ratih sering kali terjadi kekerasan rumah tangga. Oleh Dwipangga, Nari Ratih sering kali disiksa dan dianiaya. Puncak kekesalan Nari Ratih muncul ketika Panji Ketawang hilang dari rumah, seketika itu Nari Ratih mengadukan perilaku dari Arya Dwipangga kepada ayahanda Mpu Hanggareksa. Mendengar cerita tersebut, Mpu Hanggareksa memberitahukan kepada Arya Kamandanu tentang perilaku bejat dari kakak kandungnya. Dengan ketulusannya, Arya Kamandanu kemudian mencari Panji Ketawang.
Kelakuan Arya Dwipangga semakin menjadi-jadi. Ia melaporkan kepada Mpu Tong Bajil bahwa Mei Shin yang dituduh mata-mata telah disembunyikan oleh Mpu Hanggareksa yang merupakan ayahnya sendiri. Tanpa pikir panjang, Mpu Tong Bajil langsung menjemput keberadaan Mei Shin di Desa Kurawan. Mpu Hanggareksa yang merasa tidak menyembunyikan Mei Shin mempertahankan diri hingga titik darah penghabisan. Dan akhirnya Mpu Hanggreksa dan Nyi Rongkot meninggal di tangan Mpu Tong Bajil beserta pasukan Kerajaan Gelang-Gelang.
Setelah kejadian tersebut, Arya Kamandanu naik pitam. Amarah yang selama ini coba untuk ditahan akhirnya sampai dipuncaknya. Ia mendatangi Arya Dwipangga dan menantangnya berkelahi. Pertempuran sedarahpun tak terelakkan. Ilmu kanuragan yang dimiliki oleh Arya Kamandanu tak dapat ditandingi oleh Arya Dwipangga. Arya Dwipangga kalah. Ia terperosok ke dalam jurang di hutan belantara.
Pada episode ini terbesit makna akan tanggung jawab sebagai seorang anak. Arya Kamandanu memperlihatkannya dengan membela ayahanda meskipun dahulu pernah berbeda pemikiran mengenai status menjadi abdi kerajaan. Selain itu, Arya Kamandanu juga memberikan nasihat agar menjadi seorang laki-laki yang tegar dan ikhlas dalam semua hal, termasuk kisah cinta. Meskipun hatinya remuk lantaran dua kali kisah cintanya gagal dikarenakan saudaranya sendiri, ia tetap ikhlas menjalani hidup. Dari Arya Kamandanu pula kita bisa belajar mengenai kekuatan akan akan takdir yang sudah digariskan oleh Sang Kuasa. Sebagai seorang makhluk, kita diwajibkan menjalani dan berikhtiar tanpa menyalahkan keadaan atau orang lain.
Leave a Reply