Suatu hari, teman masa kecil penulis pernah curhat soal kehidupan rumah tangganya. Ia mengaku bahwa tidak pernah menerima total dari gaji bulanannya. Maksudnya, bukan gajinya dipotong perusahaan, namun, ia tidak bisa menikmati gajinya secara utuh untuk memenuhi kebutuhan selama sebulan. Alhasil, setiap akhir bulan, ia selalu berhutang atau menjual barang untuk menutupi keperluan keluarganya. Pun demikian perbulannya, tutup lubang gali lubang.
Kesulitan mengatur gaji bulanan seperti contoh teman penulis tersebut tidak dialami segelintir orang saja. Banyak masyarakat di luar sana atau mungkin juga Anda sendiri mengalami hal yang sama. Hal ini tentu akan merepotkan Anda di akhir bulan. Apalagi bagi anda yang menjadi “papa-papa muda”, harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Lalu bagaimana cara mengatur gaji bulanan dengan bijak?
Buatlah Rancangan Anggaran Bulanan
Agar gaji Anda terkendali hingga akhir bulan dan bahkan dapat memenuhi rencanan yang anda impikan. Anda perlu untuk membuat rancangan anggaran bulanan secara jelas dan tertulis. Misalnya dengan menggunakan “Rumus: 40, 30, 10, 10, 10”. Yang berarti;
40 persen untuk kebutuhan keluarga
30 persen untuk melunasi utang atau kredit,
10 persen untuk ditabung atau investasi
10 persen untuk pengembangan diri
10 persen untuk pengeluaran pribadi
Dan jika dana pengeluasan tenyata berlebih, alokasikanlah untuk dana tabungan.
Bijaklah dalam utang
Berutang bukanlah hal buruk bagi seorang pengusaha. Namun, bagi Anda yang tengah belajar mengelola keuangan pribadi, keinginan berutang untuk memenuhi kebutuhan sekunder hendaklah diminimalisir. Baiknya menunggu saldo tabungan yang sekiranya lebih untuk memenuhi keinginan tersebut. Mengapa perlu saldo tabungan yang lebih? Agar sisa saldo tidak langsung habis dan anda terstimulasi untuk menabung kembali.
Bagaimana jika kebutuhan untuk biaya pelunasan utang lebih dari 30 persen? Atau biaya kebutuhan keluarga lebih dari 40 persen. Tidak ada jawaban lain kecuali memenuhinya. Hal ini dapat diambil dengan memangkas dana kebutuhan pribadi atau mengambil secara proporsional dari dana pengeluaran pribadi, dana menabung dan dana pengembangan diri. Untuk bulan berikutnya anggarkanlah secara normal kembali keuangan bulanan Anda.
Menabung atau investasi?
Menabung menjadi pilihan umum dalam perencanaan keuangan keluarga. Hal ini tidak heran karena ungkapan menabung pangkal kaya telah menjadi doktrin sejak zaman dahulu. Namun, dalam kajian keuangan modern, hal tersebut tidaklah tepat, bahkan bisa menjadi “menabung pangkal miskin”. Hal tersebut disebabkan karena menabung akan dikurangi biaya administrasi bulanan dari bank, ancaman inflasi, merosotnya kurs nilai rupiah. Serta perlu diketahui, bahwa tidak pernah ada orang terkaya di Indonesia hanya karena menabung semata. Benar, bukan?
Lalu bagaimana? Investasi solusinya. Banyak orang awam yang menganggap berinvestasi hanya untuk orang kaya. Hal tersebut tidaklah tepat. Dalam program reksadana dan Yuk Nabung saham yang digelar oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), Anda dapat berinvestasi di pasar uang atau pasar modal hanya dengan minimal Rp.100.000. Atau Anda dapat menanam dana investasi pada kegiatan usaha kolega Anda yang terpercaya. Dengan berinvestasi, uang Anda akan meningkat dengan sedirinya.
Lalu apakah menabung sudah tidak relevan lagi saat ini? Menabung masih relevan untuk rencana jangka pendek dan butuh dana yang tidak begitu besar. Seperti; membeli handphone, laptop, berlibur ke luar kota dan sebagainya. Namun jika yang anda butuhkan adalah jangka panjang dan membutuhkan dana yang cukup besar. Seperti; membeli rumah, mobil, tabungan pendidikan atau berangkat haji. Maka, investasi adalah solusi ideal.
Berhematlah
Manusia memang tak luput dari kelalaian. Keuangan bulanan yang kita rencanakan, terkadang bisa “jebol” sebelum akhir bulan ketika melihat pamflet “SALE up to 70%” atau “Buy 1 Get 1” di mall. Belum lagi ketika “ngidam” untuk membeli sesuatu dengan harga yang lumayan mahal. Untuk mengatasi hal tersebut. Baiknya Anda berfikir kembali dan melihat kebutuhan yang lebih prioritas. Karena jika hal tersebut terus terulang, maka tidak memungkin gaji Anda akan benar-benar jebol sebelum akhir bulan.
Untuk bisa menghemat, sebelum berbelanja usahakan Anda memcatat terlebih dahulu barang-barang kebutuhan yang akan Anda beli dan bawalah uang secukupnya, jika mendapatkan kembalian uang cereh, ada baiknya Anda kumpulkan pada tempat atau barang tertentu. Yang tak kalah penting, Anda juga perlu untuk memiliki rekening lebih dari satu. Misalnya satu rekening untuk kebutuhan harian, yang satu lagi untuk tabungan. Jika anda mempunyai usaha sendiri, pastikan ada satu rekening tersendiri untuk usaha tersebut, jangan sampai tercampur dengan yang lain. Jika ada dari sisa pengeluaran, segeralah masukkan pada dana tabungan.
Kontrol Catatan Keuangan Anda
Pengontrolan secara berkala atas rancangan anggaran bulanan tersebut mutlak diperlukan, misalnya perminggu atau perhari yang ditentukan. Caranya, Anda dapat melihat catatan rencana anggaran bulanan yang sudah ditentukan, lalu bandingkan atau koreksi dengan jumlah uang di dompet atau rekening bank. Jika ada ketidaksesuaian, upayakanlah perbaikan tertentu untuk mengembalikan stabilitas rancangan keuangan bulanan Anda. Atau Anda dapat mencoba berbagai aplikasi catatan keuangan tertentu di Play Store atau App Store pada gatway.
Leave a Reply