Di atas jembatan panjang ini kami berbincang-bincang berdua. Suasana ramai sepanjang jembatan dengan aneka motor yang diparkir, sama sekali tidak mengganggu kami menikmati sore. Pemandangan air danau yang mengkilap kemerah-merahan diterpa matahari sore di sebelah utara serta hijau rimbun hutan jati serta sengon dengan aliran sungai keperak-perakan di lembah bawah sebelah selatan dam membuat pandangan kami terbuka lebar, sejuk, segar dan menggairahkan.
Sementara lalu lalang motor berjalan pelan di depan kami. Dari ujung jembatan tampak berbagai kendaraan terparkir rapi. Banyak pasangan muda-mudi yang memadu cinta, banyak pula yang sudah berkeluarga. Sekedar istirahat dari jalan utama yang menghubungkan Malang-Blitar ini, atau memang ingin menikmati suasana sore dari atas dam bendungan Lahor. Yang jelas, suasana ramai ini teramat sayang untuk dilewati.
Dam bendungan Lahor ini membelah wilayah Kabupaten Malang dengan kabupaten Blitar. Bagian barat utara adalah milik wilayah kecamatan Selorejo kabupaten Blitar, sementara sebelah timur dam adalah milik wilayah Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang. Sebagai dam penghubung dua wilayah dengan panorama pegunungan, bendungan serta hawa yang sejuk segar, dam ini menjadi tempat jujukan peristirahatan sementara para penguna jalan, khususnya dari wilayah Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo, Pacitan, dan sebagian wilayah Kediri yang hendak menuju Malang, Sidoarjo, Pasuruan, Surabaya, Banyuwangi, Lumajang, Probolinggo, hingga Banyuwangi ataupun Bali.
Suasana dam bendungan Lahor ini semakin ramai menjelang lebaran Idul Fitri. Banyak muda-mudi duduk-duduk di tepi jembatan. Tidak hanya sepeda motor yang berjajar di sepanjang dam yang panjangnya sekitar 150 meter ini, tetapi juga banyak mobil yang parkir di ujung jembatan, di area jalan yang sedikit melebar. Banyak diantara mereka orang-orang tua yang sudah berkeluarga dengan anak-anaknya. Mungkin mereka semua adalah mahasiswa dan para pekerja dari Sidoarjo, Surabaya, Pasuruan, Bali dan sekitarnya yang hendak pulang kampong ke wilayah Blitar dan sekitarnya.
Tidak hanya pemandangan dan suasana keramaian yang bisa kita nikmati. Di sebelah timur dam bendungan Lahor ini terdapat tempat wisata yang menyuguhkan aneka macam permainan alam. Ada flying fox, aneka mainan anak-anak, ayunan, wisata pemancingan, serta berbagai wisata kuliner khas bendungan Lahor yang menyuguhkan berbagai menu makanan olahan ikan tawar.
Karena itu, rasanya kurang puas jika tidak membawa sesuatu dari bendungan Lahor. Jika malas memancing, kita bisa kunjungi Pasar Ikan di sebelah timur atau barat dam. Akan tetapi yang lebih ramai adalah di sebelah barat. Kita bisa menemukan berbagai jenis ikan hasil keramba bendungan Lahor yang dijual rata-rata Rp. 12.000,- per kilogram. Penjualnya juga ramah-ramah, dan hargapun bisa dikompromikan alias ditawar. Kita juga bisa minta tolong untuk membersihkan sisik ikan dan kotorannya sebelum kita bawa pulang. Sampai rumah, kita tinggal masukkan ikan ke penggorengan atau di bakar. Menarik bukan?
mengenang saat 3 tahun yang lalu makan mujair di tepi bendungan……