Masih ingat dengan artikel berjudul 5 Fase Cowok yang Tengah Patah Hati?
(Baca dulu: 5 Fase Cowok yang Tengah Patah Hati)
Artikel yang terbit diakhir tahun 2015 kemarin itu ternyata cukup masyhur di kalangan pembaca Avepress. Banyaknya pembaca artikel tersebut tidak lepas dari semakin naiknya angka putus dengan berbagai alasan. Entah karena menyeberang ke lain sandaran, kecantol kantong yang lebih menjanjikan, terangkut kendaraan yang lebih menyilaukan, hingga dipaksa “anjing galak” berinisial orang tua untuk melabuhkan hati ke lain pelukan.
Ada banyak hal yang dilakukan oleh para lelaki ketika sedang menikmati masa-masa kehancuran. Beberapa ada yang memilih kembali ke pelabuhan lama, ada yang hanya menangis di pojokan musholla, ada yang memilih tidur-dan berharap tidak bangun lagi-jikalau bangun-ia berharap-kekasihnya berada di sampingnya, dan sebagian yang lain memperbanyak waktu melamun sembari mendengarkan beberapa lagu.
Terkhusus yang terakhir, kami akan bahas berlebih. Berikut adalah beberapa lagu yang pasti kamu dengarkan ketika sedang menikmati kehancuran, meski sebenarnya kamu diharamkan mendengarkan. Gak cuma lagu berbahasa Inggris, karena edisi spesial, kita juga ngasih beberapa lagu di lain bahasa.
When I Was Your Man
“When our friends talk about you. All it does is just tear me down”
Begitulah. Lagu milik Bruno Mars ini dapat dikatakan sebagai salah satu lagu paling baper di dunia. Dengan lirik dan musik yang begitu mellow. Kamu sudah seharusnya meneteskan air mata atau juga memukul tembok hingga berdarah ketika mendengarkannya.

Jika tidak percaya, coba dengarkan lagu ini jam 1 malam dengan kondisi ruangan sepi dan lampu telah mati. Pastikan cuma ada tiga hal yang hidup di sana. Kamu, hape atau laptopmu, dan segala bayang tentangnya.
Jika sudah siap, resapi sembari dengarkan baik-baik liriknya. Kalau listening kamu jelek, kamu bisa buka liriknya. Nahh, kalau ternyata bahasa inggrismu kurang, kamu diperbolehkan buka lirik sekalian terjemahan bahasanya. Asal gak bahasa hewan aja.
Jealous
Lagu yang dipopulerkan Labrinth ini sebenarnya belum terlalu terkenal di Indonesia. Namun, ia tetiba melejit pasca dua kali dibawakan oleh kontestan salah satu ajang pemilihan bakat penyanyi di televisi.

Musiknya yang supermellow dan liriknya yang completely destroyed seolah mengantarkan pendengarnya ke dunia yang dipenuhi jeritan air mata penyesalan. Liriknya berpadu antara patah hati, tiada merelakan hingga cemburu dengan segala hal yang kini bersamanya. Mendengarkan lagu ini, sedih adalah kewajiban, baper adalah keharusan, dan nyesek adalah keniscayaan.
Tujhe Yaad Na Meri Aaye
Tidak perlu menjadi penggemar bollywood untuk mengetahui lagu ini memang lagu yang menyayat. Salah satu lagu di film Kuch Kuch Hota Hai ini memang melegenda meski sudah berumur sekitar 18 tahun.
Woh Chand Mere Ghar Aangan Ab To Aayega
(Bulan itu akan mengunjungi halamanku sekarang)
Tere Soone Is Aanchal Ko Woh Bhar Jayega
(Ia akan mengisi kesepianku di malam ini)
Teri Kardi God Bharayi
(Aku telah membayangkan anak kita)
Kisise Ab Kya Kehna
(Tak ada lagi yang perlu dikatakan)
Lagu ini disetel tepat ketika adegan hujan dengan Rahul dan Anjali sedang berdiri di bawahnya. Mereka saling mengucap cinta. Anjali kepada dan untuk Rahul. Dan Rahul kepada Anjali untuk Tina. Mengerikan-begitu kiranya menjelaskan suasana yang ada.
O Priya O Priya
Lagu ini adalah salah satu soundtrack film berjudul Kahin Pyaar Na Ho Jaaye. Film ini diperankan oleh Salman Khan dan Rani Mukherjee. Keduanya adalah teman sejak kecil. Sayang, hubungan keduanya kandas karena Rani menikah dengan lelaki lain.
Kehna bahot hai, lekin ghadiya aaj hai kam
(Banyak yang ingin dikatakan. Tapi waktunya sedikit sekali)
Teree har bat, who pehlee molakat Ham ko rulayegee tere bad, ho ho ho ho ho…….
(Setiap kata katamu membuatku menangis setelah kau pergi)
O priya o priya priya, tumsa nahee koyee priya
(O priya o priya priya tidak ada yang lebih dari kau priya)

Lagu ini dinyanyikan oleh Salman Khan di depan banyak orang ketika resepsi pernikahan Rani dilangsungkan. Sembari memegang gitar tanpa kunci selayaknya Janoki, Salman terlihat tabah mendendangkan bait-bait kehancuran dan kepasrahan. Ia menengadah dan mencoba kuat, meski remuk hatinya terpancar dari matanya yang berkaca-kaca. Coba cek di Yutub atau mungkin situs lain. Dengarkan dan rasakan, maka nyeleleng adalah kata terbaik untuk mewakili segala kegundahan.
Ngelali
Sejak 2014 akhir lalu, musik Banyuwangi mulai banyak bertebaran di Indonesia. Penikmatnya beragam, mulai dari bapak-bapak tukang becak, ibu-ibu bakul nongko, atau juga pengamen di semua bis di Jawa Timur. Salah satu lagu yang paling ngehits adalah lagu Ngelali milik Demy.
Bengi iki isun ngengeti
(Malam ini aku mengingat)
Ngengeti riko hang wes ngelali
(Mengingat dirimu yang sudah melupakan)
Sun pageri lan sun rumati
(Aku beri pagar dan ku rawat)
Dung wes mekar riko ngelali
(Waktu mekar kamu melupakan)

Anda memang sepantasnya salut dengan lagu ini. Dengan musik yang mendayu-dayu, liriknya yang terseok-seok juga semakin menguatkan tingkat kebaperan.
Pada akhirnya, Anda memang diperbolehkan untuk menggugat karena sudah pasti punya versi sendiri. Toh ada milyaran lagu di dunia ini. Beberapa di atas tentu saja versi penulis. Bukan bermaksud apa-apa. Namun, lima lagu tersebut memang termasuk dalam lagu dengan rating terbaper di dunia.
Jika Anda tidak terlalu percaya dengan halusinasi kata bijak. Anda harus terpaksa mengamini quotes “Ketika bahagia, Anda sedang mendengarkan musiknya. Dan ketika sedih, Anda sedang meresapi sembari meratapi liriknya.”
Untuk lima lagu di atas, jangan coba-coba mendengarkannya sendirian di malam hari. Mengapa? Karena kelimanya memiliki efek samping yang cukup berbahaya. Sebab, beberapa semakin hancur, beberapa menjerit dan menangis, dan beberapa yang lain terbesit untuk mengakhiri hidup.
Sumber gambar: http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/681758/big/earphone.jpg
Oleh: Diana A.