Judul : Phantom
Sutradara : Kabir Khan
Pemain : Saif Ali Khan, Katrina Kaif, Sabyasachi Chakraborty
Produksi : Nadiadwala Grandson Entertainment
Tahun : 2015
Jalan Cerita Film Phantom
Diadaptasi dari novel berjudul “Mumbai Avengers” milik S. Hussain Zaidi, film ini tampak lugas dalam membelejeti karakter maupun kondisi politik secara vulgar. Film bertjuk action-thriller ini mengambil setting tempat di beberapa negara. Phantom mengedepankan misi perjuangan mencari keadilan yang melewati batas-batas sosial dan teritorial. Cerita film Phantom ditulis oleh sutradata kenaamaan macam Kabir Khan. Nama-nama beken seperti Saif Ali Khan hingga Katrina Kaif menjadi pewarna dalam film berdurasi 136 menit tersebut.
Phantom mengambil setting latar belakang kejadian terorisme yang terjadi pada tanggal 26 November di Mumbai. Akibat dari peristiwa tersebut, seorang pemuda bernama Daniyal (Saif Ali Khan) merasa tidak mendapatkan keadilan. Kemudian ia mencoba mencari keadilan yang dirasa tidak berpihak kepadanya. Ia terjebak dalam suatu kondisi yang mewajibkannya untuk melakukan perjalanan berbahaya pada negara-negara konflik.
Oleh Pemerintah India, Daniyal diberikan misi khusus untuk mencari pelaku dari dalang terorisme tersebut. Pada akhirnya, Badan Intelijen pemerintah milik Pakistan (ISI) dicurigai sebagai dalang dari terorisme yang terjadi. Petualangan Daniyal mencari keadilan dan kebenaran kemudian mengharuskannya masuk ke Pakistan. Disana ia melihat situasi perang berkepanjangan yang seperti tanpa akhir.
Dalam misinya tersebut, ia dibantu oleh Nawaz (Katrina Kaif) yang berperan sebagai agen khusus dari Pakistan. Memanfaatkan akses dan jaringan yang ia miliki, Nawaz ikut terlibat pada semua rencana dan aksi yang dilakukan oleh saif. Perjalanan keduanya banyak dihadapkan pada situasi pelik yang terkadang mengancam nyawa.
Fakta Lain Dibalik Film Phantom
Menampilkan ketegangan Pakistan-India yang sedang bersaing dalam kemajuan teknologi nuklir. Phantom menampilkan sebuah pemandangan gamblang bagaimana kedua negara saling curiga dan membuat rencana untuk saling menyerang dan mempertahankan diri. Konflik berkepanjangan antar kedua negara merambah pada berbagai aktivitas politik dan strategi represif untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari negara-negara lain.
Kemarahan warga India atas kejadian pengeboman 26 November 2008 memang seperti tak ada habisnya. Pengepungan Mumbai merujuk pada peristiwa pengeboman beberapa tempat publik di pusat perekonomian India. Dari laporan stasiun televisi BBC, aksi tersebut menewaskan 188 orang dan ratusan orang luka-luka.
Yang menarik dari film Phantom ialah tidak seperti di novel yang menyamarkan nama bagi mereka yang dituduh sebagai dalang, Phantom menggunakan nama asli warga Pakistan (Saeed) dan warga Amerika Serikat (David Coleman Headley). Hasil investigasi yang dilakukan oleh Pemerintah Amerika dan India akhirnya menyalahkan kelompok militan Lashkar e-Taiba dibawah komando Hafiz Mohammad Saeed.
Sudah menjadi rahasia umum jika hari ini Headley dijatuhi hukuman 35 tahun di penjara AS. Sedangkan, Saeed sendiri membantah keras bahwa organisasi miliknya memiliki hubungan dengan militan Pakistan.
Film ini menuai pencekalan di Negara Pakistan. Larangan penayangan film dilakukan karena dirasa sebagai propaganda India untuk menjelekkan nama Pakistan dimata dunia. Gugatan di pengadilan dilakukan oleh Saeed yang kemudian lewat pengacaranya berhasil memenangkan petisi. Saeed sendiri kini hidup bebas di Pakistan. Ia sempat ditahan oleh pemerintah Pakistan, namun belakangan ia dibebaskan karena kurangnya bukti atas penahanannya.
Meski larangan pemutaran film dilakukan di Pakistan, warga Pakistan sendiri ternyata tidak mau ketinggalan setiap adegan dan cerita yang ditampilkan. Laporan dari pihak kepolisian Pakistan menyebutkan bahwa Phantom merupakan salah satu film yang paling banyak dibajak oleh warga negaranya.
Fakta lain yang sedikit timpang dari film ini adalah persaingan antara kedua agen khusus milik pemerintah. Diceritakan lewat Phantom bahwa pada akhirnya strategi yang dibuat oleh RAW (Badan Intelijen India) mampu mengalahkan strategi racikan ISI (Badan Intelijen Pakistan). Padahal, menurut American Crime News pada 2013 sebagaimana dikutip oleh media kenamaan listtoptens.com melaporkan bahwa ISI merupakan badan intelijen nomor satu di dunia. Sedangkan, RAW menduduki peringkat terbaik nomor delapan.
Komentar untuk Film Phantom
Sebagai penikmat film Bollywood, apresiasi besar tentu wajib disematkan kepada sang sutradara. Jalan cerita yang begitu menarik dikemas dengan berbagai pengulangan fakta dibalik kejadian pengeboman di Mumbai pada 26 November tersaji apik dan harmonis. Para pemeran film nampak begitu kuat memerankan karakter yang diberikan kepada mereka.
Phantom begitu kuat menceritakan mengenai permasalahan panjang yang terjadi antara negara serumpun (India dan Pakistan). Dari Daniyal kita belajar mengenai jalan panjang untuk memperbaiki kesalahan serta mencintai tanah kelahiran tanpa kata balas budi. Sedangkan, dari Nawaz kita diajarkan bagaimana menjadi warga negara yang baik dalam melakukan sebuah upaya untuk perbaikan negara yang kita tinggali.
Film ini tak cukup dewasa dalam menjelaskan arti perdamaian. Tidak seperti di film Bajrangi Bhaijaan yang mengedepankan misi perdamaian dalam menyelesaikan konflik peperangan. Pemilihan strategi balas dendam dan serangan militer tentu bertolak belakang dengan ajaran Mahatma Ghandi yang begitu dijunjung tinggi oleh warga Hindustan.
Well, secara keseluruhan film ini sangat layak ditonton sebagai salah satu penyadaran kepada kita semua mengenai bagaimana kondisi politik internasional. Phantom layak menjadi hiburan bagi masyarakat Indonesia yang kini tengah berduka karena permasalahan kebakaran hutan. Dan untuk pemerintah, selesaikan dulu permasalahan kebakaran daripada berpikir untuk perang dengan negara lain. Apalagi jika dibandingkan dengan kegiatan melancong untuk berfoto dengan calon presiden negara lain atau sekedar meneruskan kegiatan blusukan yang sifatnya hanya untuk menarik perhatian.
Leave a Reply