Judul : Veer Zaara
Sutradara : Aditya Chopra
Pemain : Shahrukh Khan, Preity Zinta, Rani Mukherji
Produksi : Yash Raj Film
Tahun : 2004
Dikisahkan, seorang pemuda bernama bernama Veer Pratap Sing merupakan Pimpinan Angkatan Udara India. Suatu ketika, tatkala ia sedang bertugas, atas izin Tuhan ia dipertemukan dengan seorang Pakistan bernama Zaara. Keberadaan Zaara di India ialah untuk melakukan wasiat terakhir ibu angkatnya untuk menaburkan abu jasad di Sungai Nil. Pertemuan kedunya persis dengan kebiasaan cerita di Film Bollywood pada umumnya yang dramatis nan melankolis.
Sebagai seorang lelaki, tak pantas memang jika melihat seorang gadis sendirian dirundung kebingungan malah memilih untuk berpangku tangan. Veer menunjukkan pada semua laki-laki bahwa sudah menjadi kodrat jika laki-laki harus menjadi pelindung bagi wanita. Abaikan stigma “kepo atau caper”. Bukankah hidup kita dimulai dari bagaimana orang tua kita saling kepo dan caper satu sama lain?
Cerita keduanya berlanjut dengan perjalanan Zaara yang kini sudah tak lagi sendiri. Disampingnya kini ada Veer, komandan paling disegani di Angkatan Udara India. Sekali lagi, bahkan untuk mereka yang belum pernah menonton film ini tentu saja sudah bisa menebak apa yang terjadi. Ya, keduanya terlibat dalam sebuah cinta yang kompleks. Jalan cerita film Bollywood yang hampir bisa ditebak memang terkesan monoton. Namun, alur naik-turun yang mampu mempermainkan emosi penonton garapan Yash Chopra agaknya masih menjadi nomor wahid di muka bumi ini.
Keduanya seperti tak sadar jika kisah cinta yang baru merekah sudah dihadang oleh berbagai masalah. Kompleksitas masalah yang tengah dihadapi kedua insan yang sedang di mabuk cinta ini sepertinya tanpa henti. Mulai dari permusuhan yang dimiliki oleh India dan Pakistan, perbedaan agama dan kepercayaan, hingga fakta jika Zaara sudah memiliki calon suami.

Setelah Zaara menyelesaikan perjalanannya, Veer mengantarkan Zaara hingga perbatasan India-Pakistan. Di stasiun, secara tidak sengaja Zaara sudah ditunggu oleh calon suaminya. Adegan canggung tersaji dengan apik. Veer menunjukkan jati diri seorang Shahrukh Khan sesungguhnya. Sang Raja India yang penuh keyakinan akan cinta dan mampu membius semua orang lewat tatapan dan perkataannya.
Perpisahan keduanya seperti sudah menjadi sebuah keharusan. Veer kembali ke India dan melanjutkan tugasnya, sedangkan Zaara pulang ke rumah sembari menunggu hari pernikahannya. Beberapa hari sebelum pernikahan, Veer mendatangi Zaara dengan maksud untuk membawa lari Zaara. Namun, oleh Veer, niatan itu diurungkan. Ibu Zaara menangis dan mendatangi Veer untuk meminta agar niatan tersebut dibatalkan. Veer diam lantas menjawab “seorang ibu tidak memohon pada anaknya, seorang ibu hanya boleh menyuruh anaknya.”
Untuk kedua kalinya, Veer pulang ke India dengan perasaan patah hati. Ditengah perjalanan, ia ditangkap oleh Kepolisian Pakistan. Ia dituduh menjadi mata-mata India yang sedang menyamar untuk mencari informasi di Pakistan. Veer menyanggah tuduhan tersebut dan menceritakan maksud keberadaannya di Pakistan. Namun, sanggahan tersebut akhirnya luluh karena tuduhan tersebut ternyata didalangi oleh tunangan Zaara dengan ancaman kebahagiaan Zaara.
Setelah 22 tahun meringkuk di penjara dengan segala kepedihan dan ingatannya tentang Zaara, seorang pengacara mendatanginya. Pengacara bernama Samiya tergerak untuk mencari tahu dan mengangkat kembali kasus Veer yang sudah lama ditutup. Setelah mendengarkan cerita Veer, Samiya semakin bersemangat untuk membantu memperjuangkan keadilan yang tidak didapat oleh Veer.

Di pengadilan, akhirnya Veer dibebaskan dari segala tuduhan yang selama ini diamini olehnya. Pertemuannya dengan Zaara di pengadilan menjadi salah satu adegan paling dramatis di film ini. Terpisah puluhan tahun, namun keduanya tetap menjaga kesucian cinta dalam hati mereka. Diceritakan bahwa tidak lama setelah pernikahannya, Zaara ditinggal pergi oleh suaminya.
Kisah cinta keduanya yang melewati batas-batas norma dan kesosialan tak ubahnya cerita cinta di film Bajrangi Bhaijaan. Meski dibenturkan pada sekian banyak permasalahan dan perbedaan, keduanya tak pernah berpindah pada hati yang sudah terlanjur menjadi tempat singgah. Terkadang cinta memang lucu, membutakan mereka yang punya mata dan mematikan mereka yang punya hati.
hai kamu pecinta Rani Mukherji …
Pecinta Bollywood lebih tepatnya, Mas.