Selamat malam! Lagi ngapain? Masih sehat?
Sengaja diawal aku tanya apa yang sedang kamu lakukan. Karena aku selalu berharap kamu punya aktivitas lain di luar kebiasaan PHP-mu.
Jujur saja. Aku terkadang masih ingat dengan kebersamaan kita. Kamu yang lama tak kunjung sampai di kosku. Atau aku yang terlalu lama membuatmu menunggu karena masih merias diri. Hang out bersama sampai saling berbagi foto ketika jarak memisahkan kita.
Tadi malam tak sengaja aku membuka medsos temanku. Awalnya aku lihat beberapa postingan foto yang sempat ia unggah. Ada foto kita bersama waktu di pantai dahulu. Liburan bersama teman-teman yang kita habiskan untuk menghilangkan kepenatan. Tampak senyummu merekah dengan genggaman kuat menggandeng tanganku.
Kamu tau. Di tempatku sekarang sering hujan. Aishh, aku membencinya. Bagaimanapun, mustahil memisahkan kamu dengan hujan. Entah ketika kita sedang duduk bersamaan sambil saling berpegangan tangan. Atau juga ketika sedang naik motor dengan satu mantel bersamaan.
Kamu memang benar. Melupakan adalah hal yang paling sulit dilakukan.
Entahlah. Mustahil aku membohongi diri jika aku tak pernah mengenangmu. Kamu yang begitu cepat mengambil hatiku. Kamu pula yang datang dengan begitu gagah mengisi kekosongan di relungku. Namun sayang, kamu juga yang terlalu cepat menghempaskanku ke bumi. Padahal, hatiku sedang di puncak mencintaimu.
Kamu tau bagaimana sakitnya? Cuk. Kamu tidak akan pernah tau sampai kapanpun. Mustahil kamu mengerti kepedihanku. Kamu taunya cuma gimana mengambil dan melepaskan tanpa memikirkan ada hati yang terabaikan.
Ini hati, Cuk. Bukan warung kopi. Yang sekali pesan-habis-bayar lalu seenaknya kamu tinggal pergi.
Harusnya sedari dulu aku tak abaikan omongan teman-temanku. Kamu bukan orang yang tepat buat aku. Kamu adalah raja–diraja kebohongan. Rayuan dan ucapanmu tak lebih dari sekedar bacaan idhgham mutammatsilain. Ada, namun di huruf yang sama. Bilang cinta, namun kepada semua wanita.
Pesan singkat waktu masih PDKT dulu beberapa masih aku simpan sampai sekarang. Jangan kegeeran! Aku menyimpannya bukan karena aku gak bisa lupain kamu. Pesan itu aku jadikan tanda kalau kamu memang Tukang PHP. Agar tiada lagi perasaan-perasaan lain yang patah ketika cinta sedang hijau-merekah.
Pesanku buat kamu. Udah deh! Umur kita udah seperempat abad. Udah gak jamannya lagi mainin perasaan orang. Udah waktunya menatap masa depan. Mau sampai umur berapa kamu jadi Tukang PHP? Hahh??
Bertahanlah. Karena cinta terbaik itu dibentuk, bukan ditemukan.
Terakhir.
Aku udah maafin kamu. Jauh sebelum teman-temanku berhenti menggunjingmu.
Dan satu lagi, gak usah repot-repot hubungin aku lagi. Nanti pasanganmu cemburu. Aku sehat kok. Aku jauh lebih bahagia daripada sebelumnya.
Terima kasih udah pernah datang dan pergi. Dari kamu, aku banyak belajar tentang keikhlasan.
Dari :
Pengurus struktural PERBAN (Perempuan Korban) PHP
Leave a Reply