Judul: Braveheart
Sutradara: Mil Gibson
Pemain: Mel Gibson, Sophie Marceau, Patrick McGoohan, Peter Hanly
Produksi: Icon Entertainment International
Rilis: 24 Mei 1995
Mel Gibson adalah salah satu nama legendaris di belantika perfilman Hollywood. Namanya masyhur, baik sebagai aktor, produser maupun sutradara film. Terlepas dari kontroversi homophobia atau juga antisemit yang beberapa kali dituduhkan kepadanya, ia tetap layak masuk dalam deretan entertainer terbaik sepanjang masa.
Sebagai sutradara maupun aktor, Mel Gibson juga pernah menjadi sutradara film sekaligus aktor utamanya. Film Braveheart yang tayang di tahun 1995 misalnya. Film ini mengisahkan perjuangan William Wallace yang diperankan sendiri oleh Mel Gibson. William Wallace adalah pahlawan Scottish yang memimpin perlawanan masyarakat Skotlandia terhadap Kerajaan Inggris.
Kegigihan William Wallace
Alkisah, Kerajaan Inggris dipimpin oleh Raja Edward I atau yang lebih dikenal dengan Longshanks. Ia dikenal sebagai raja yang kejam nan lalim. Tak hanya itu, ia juga memiliki misi terpendam untuk memberantas orang pribumi Skotlandia. Keinginan tersebut ia cantumkan dalam hukum Primae Noctis. Primae Noctis yang berarti malam pertama adalah kebijakan yang memperbolehkan para bangsawan, tuan tanah, dan para penguasa setempat untuk “memperawani” setiap gadis pada malam pernikahan mereka.
Setelah menikmati masa muda dengan pengembaraan melintasi Eropa, William Wallace kembali ke tanah kelahirannya. Disana ia terlibat cinta manis dengan Murron, gadis cantik yang juga temannya semasa kecil. Mereka berniat melangsungkan pernikahan tanpa sepengetahuan siapapun guna menghindari Primae Noctis. Pernikahan pun dilangsungkan di sebuah tempat sunyi di dalam hutan.

Kebahagiaan William dan Murron tak berlangsung lama. Prajurit Inggris mencium gelagat hubungan mereka berdua. Murron diburu, ia hendak diperkosa. Benar saja. Prajurit Inggris berhasil menangkap dan mengeksekusi mati Murron secara brutal di depan khalayak umum. Mengetahui hal tersebut, William yang tengah dalam persembunyian naik pitam.
Dari kemarahan tersebut, ia mulai melakukan pemberontakan terhadap kerajaan. Awalnya ia melakukan serangan secara sembunyi-sembunyi. Lama-kelamaan orang-orang highlander mulai berkumpul dalam barisan William. Mereka melakukan penyerangan hingga berhasil menguasai beberapa wilayah seperti Stirling, York, dan Inggris Utara. Ia pun dianugerahi gelar Sir oleh bangsawan Skotlandia.
Atas perlawanannya, ia menjadi makhluk most wanted di daratan Inggris dan Skotlandia. Pihak kerajaan kemudian mengutus Putri Isabelle untuk dijadikan perangkap. Alih-alih menjerat William, Putri Isabelle malah jatuh hati pada William. Ia takluk dan kagum atas keberanian dan kegigihan William.

William akhirnya tertangkap di Edinburgh. Ia kemudian dikirim ke London untuk dieksekusi di depan umum. Sebelum pengeksekusiannya, ia ditawari ampunan dengan mengumumkan bahwa dirinya akan setia pada raja. Namun, William menolak. Malahan, ia berteriak, “Freedom!”
Di akhir film, lewat narasi suara William, diceritakan bahwa pada tahun 1314 M, pejuang Skotlandia yang sedang mengalami kelaparan dan kalah jumlah prajurit menyerang perkebunan Bannockburn. “Mereka berjuang seperti puisi kepahlawanan. Mereka bertarung seperti orang skotlandia. Dan memenangkan kemerdekaan mereka.”
Gelar Sir dan Kemerdekaan Skotlandia
Secara umum, film ini begitu kuat dalam menanamkan semangat nasionalisme, terutama bagi warga Skotlandia. Hampir sama dengan beberapa cerita atau film lainnya, terdapat fakta yang terlanjur umum dipahami oleh penonton. What it’s? Wanita-yang selalu terlibat dan menjadi sabab-musabab segala percikan di dunia.
Dari segi cerita, film ini tidak bisa dikatakan istimewa-apalagi jika dibandingkan dengan Apocalypto yang juga garapan Mel Gibson. Namun, hal tersebut bisa dimaklumi, mengingat film ini digarap sebelum tahun milenium-yang notabene secara teknologi dan perfilman belum terlampau berkembang seperti sekarang. Toh Mel Gibson juga menawarkan pemandangan berbeda dengan tarian menghentakkan kaki diikuti iringan alat music Bagpipe yang secara tidak langsung membawa penonton merasakan suasana khas Skotlandia.
Mel Gibson sendiri pantas mendapatkan acungan jempol dalam perannya sebagai William Wallace. Ia terlampau kuat memperkenalkan dan menceritakan sosok kepahlawanan dan kepemimpinan William Wallace. Pujian juga layak disematkan pada Sophie Marcau yang memerankan karakter Putri Isabelle. Ia tampak begitu menghayati peran dengan kecantikan dan kecerdasan yang dimilikinya.

Film ini secara gamblang menceritakan betapa berdarah-darahnya perjuangan William Wallace untuk memperjuangkan kemerdekaan Skotlandia. Berkat perjuangannya, ia dianugerahi gelar “Sir” yang notabene diberikan kepada para ksatria atas jasa dan kontribusinya di bidang masing-masing. Karenanya pula, warga Skotlandia berhasil menikmati manisnya kemerdekaan.
Namanya baka-dan menjadi orang paling diingat sepanjang sejarah Skotlandia. Kemasyhuran nama William Wallace dapat dilihat dari pembangunan The National Wallace Monumen di Stirling untuk mengenang sejarah perjuangannya. Hingga kini, monumen tersebut menjadi salah satu tempat yang paling banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.
Sumber gambar: http://images.mentalfloss.com/sites/default/files/411363.jpg