Produksi : Genta Buana Pitaloka
Pemain : Anto Wijaya, Candy Satrio, Rachma Azhari, Roy Jordy, Erina G.D, Suzanna Meilia, Jill Carisa, Yuni Sulistyowati, Chairil J.M, Fitria Anwar, Irman F.R Heryana Lilis Sugandha, Hendra Cipta, Anika Hakim, Teddy Uncle
Sutradara : Dasri Yacob
Tahun : 2000
Pencarian yang dilakukan Lokahita mulai menemui titik terang saat ia secara tidak sengaja mendengarkan pembicaraan beberapa pendekar yang sedang kebingungan mencari seseorang. Ternyata para pendekar itu telah dikalahkan oleh Syudawirat dan gurunya. Sampailah di warung makan, para pendekar langsung menyerang Wirat dan gurunya Mpu Lingsir. Lokahita yang mengintai dari kejauhan berusaha menolong Wirat dari keroyokan para pendekar tersebut.
Rasa kangen terobati, Wirat akhirnya bertemu dengan bibinya kembali. Lantas Wirat mengenalkan bibinya kepada Mpu Lingsir karena telah menolong Wirat sewaktu pingsan dalam sebuah goa. Mereka beranjak pergi ke rumah Mpu Lingsir guna melepaskan rasa rindu lama tidak bertemu.
Di tempat lain, sewaktu Kalyana Tantri dan Aditya kembali ke pulau momongan guna menjenguk kakeknya, Kalapati yang sedang sakit sekaligus tombo kangen karna lama tidak bertemu. Ketika kakeknya sedang sakit, ia teringat sebuah wangsit yang harus disampaikan kepada Tantri sebelum ajal menjemput. Wangsit itu tentang sebuah harta karun dan kitab pusaka peninggalan sebuah rombongan saudagar dari Tanah Persia. Harta karun berada di pulau hantu laut selatan.
Kalapati menceritakan kepada cucunya bahwa kitab pusaka merupakan dasar dari semua aliran perguruan di muka bumi. Kitab pusaka itu merupakan kitab dari sebuah perguruan kuil di atas awan. Akhirnya mereka berangkat dengan restu sang kakek dengan naik sebuah perahu dan mengikuti arah matahari terbit menuju pulau hantu.
Setelah lima hari perjalanan, mereka sampai di pulau hantu. Tantri dan Aditya hanya melihat bangkai kapal besar bekas pedagang dari Persia. Mereka lantas menyusuri seluruh awak kapal, sedari siang hingga sore mereka belum menemukan apapun, dan mereka memutuskan untuk bermalam di awak kapal.
Dalam tidurnya, Tantri bermimpi didatangi oleh seorang biksu bernama Darma Parayana. Ia bermaksud meminta tolong kepada Tantri dengan menabur air suci ke tubuh tulang-tulang para pedagang dan perompak yang ada di awak kapal. Lalu menyiramkan abu mereka ke laut, Tantri dan Aditya mengikuti apa yang diucapkan oleh biksu tersebut.
Setelah semuanya dilakukan, lantas Tantri dan Aditya balik bertanya kepada biksu tersebut mengenai asal-asul kapal beserta isinya bisa terdampar dan kenapa mereka semua mati. Kemudian biksu menceritakan bagaimana semua orang ini yang berada di kapal telah terkena karma dari apa yang telah diperbuat.
Pertama, pedagang dari Persia telah melakukan pencurian terhadap barang yang dibawa tanpa membayarnya. Mereka kemudian pergi dengan kapal, menuju Pulau Jawa. Di tengah pelayaran mereka dihadang segerombolan perompak bajak laut yang haus akan mangsa.
Kedua Perompak, merupakan penjahat yang kejam. Mencuri dan merampok merupakan kebiasaanya, merekat tidak akan segan-segan membunuh mangsanya apabila melawan. Dikenal sebagai perompak yang tidak terkalahkan.
Ketiga adalah biksu, merupakan guru dari perguruan kuil di atas awan. Ia berusaha menyelamatkan sebuah kitab yang mana akan dikuasai perguruan lain dan akan disalahkan gunakan. Sebelum pergi, ia memberitahu di mana kitab pusaka dan harta karun berada. Kitab pusaka tersimpan di dalam goa dekat kapal, sedangkan harta karun tersimpan rapi di gudang kapal.
Terdapat pesan yang dapat diambil dalam episode kali ini, tentang karma seseorang. Tentang bagaimana hidup dalam sosial masyarakat, seyogyanya melakukan kebaikan, saling tolong menolong dan tidak berbohong sebagai dasar hidup manusia. Agar kelak nantinya mendapat balasan kebaikan yang sesuai dengan apa yang diperbuat.
Karena karma tidak datang di awal, Misalkan, seorang pemimpin di lokal desa ketika kebijakan atau aturan yang dibuat tidak bermanfaat bagi masyarakat desa itu sendiri, atau malah menggunakan dana pembangunan untuk kepentingan pribadi. Pasti akan mendapatkan balasannya.
Leave a Reply