Judul: A Long Visit aka My Mom
Sutradara: Yoo Sung Yup
Genre: Drama, Keluarga
Pemain: Jin-hie Park, Hae-suk Kim, Yeong-jin Jo
Rilis: 22 April 2010
Produksi : Sidus Pictures
Tak asing lagi di benak kita bagaimana gambaran cerita dari film ini nantinya. Ya, judul A Long Visit atau yang sering disebut My Mom ini menceritakan betapa besar dan hebatnya kasih sayang dari seorang Ibu. Korea merupakan salah satu negara yang mahir membuat film drama keluarga yang menyentuh seperti film ini. Film ini adalah film yang dapat menginspirasi kita semua bahwa begitulah kasih sayang seorang Ibu, pengorbanan, dan keringatnya pun akan dicurahkan untuk anak tercinta. Banyak hal yang dapat kita pelajari dalam film berdurasi 107 menit ini.
Kim Hae Sook yang berperan sebagai sang Ibu merasa sangat bangga memiliki putri bernama Ji Sook (Park Jin Hee) yang pintar dan cantik. Dia selalu menganggap putrinya sebagai berlian paling berharga dalam hidupnya. Dengan menggunakan alur maju-mundur menceritakan kehidupan masa kecil dari Ji Sook, film ini menggambarkan sebuah keluarga sederhana di pedesaan.
Cerita dimulai dengan adegan Ji Sook yang sedang dalam perjalanan pulang dari sekolah naik bus yang disupiri oleh ayahnya (Jo Young Jin). Ji Sook yang duduk di bangku sekolah dasar menunjukkan kemahiran membaca di hadapan penumpang bus yang lainnya dengan riang gembira. Sesampainya di rumah, ia sudah disambut oleh sang ibu yang tak lupa membuatkan manisan kesukaannya.
Kasih sayang yang diberikan oleh sang ibu kepada Ji Sook terkadang kelewat berlebihan hingga melupakan adik Ji Sook, Joon Soo (Lee Moo Saeng). Meski pernah suatu ketika Ji Sook pernah mengusir ibunya saat akan menghadiri acara pertemuan wali murid di sekolahnya lantaran malu. Sang Ibu dengan sabar tetap mencurahkan segenap perhatian dan kasih sayang untuk putri sulungnya tersebut. Berbeda dengan sang ibu, Ayah Ji Sook kerap kali melakukan kekerasan terhadap Ji Sook.
Cerita kemudian berlanjut dengan keinginan Ji Sook untuk kuliah di Seoul.. Karena kecerdasannya, ia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi di Seoul. Ibunya dengan berat hati akhirnya memberikan izin dan membuka uang tabungan yang dikumpulkan selama ini. Uang tabungan berupa koin-koin itu dibungkus oleh sang ibu dengan rapi. Adegan penuh derai air mata terjadi di stasiun kereta tatkala Ji Sook berangkat ke Seoul.
Singkat cerita, Ji Sook menemukan cintanya di Seoul. Namun perkara cinta ternyata tak semulus yang diharapkan. Ia jatuh cinta pada pemuda kaya yang berasal dari keluarga terhormat. Pada hari pertemuan keluarga, ibu dari pria yang dicintai Ji Sook menghina keluarganya habis-habisan. Akhirnya terjadilah perdebatan antara Ibu Ji Sook dan ibu pria itu. Ibu Ji Sook meninggalkan tempat pertemuan dengan kesal.
Namun, apalah daya seorang ibu, sekalipun harga dirinya diinjak-injak, demi kebahagiaan anaknya ia akan rela melakukan segalanya. Ibu Ji Sook datang ke rumah orang tua dari pria yang dicintai putrinya. Sekalipun saat itu hujan, ia rela basah kuyup dan tetap mendatangi rumah tersebut. Setelah bertemu dengan Ibu pria itu, Ibu Ji Sook memohon sembari berlutut di hadapannya.
“Sejujurnya itu adalah kebodohanku. Aku memang bodoh, tapi anakku tidak. Dia tidak sepertiku. Sangat menyakitkan bila melihat dia amat menderita karena orang tuanya.”
Ji Sook akhirnya menikah dan memiliki keluarga yang harmonis dan bahagia. Dia memiliki seorang putri yang sangat lucu. Sesekali ibunya berkunjung ke Seoul untuk melihat keadaannya. Kebahagiaan ini terus berlanjut hingga suatu hari Ji Sook divonis mengidap kanker Pankreas stadium akhir. Ji Sook akhirnya meninggal. Ibunya sangat terpukul atas kepergiannya.
“Hal terbaik yang pernah kulakukan dalam hidupku adalah melahirkanmu. Hal yang paling kusesali dalam hidupku adalah melahirkanmu juga. Maafkan Ibu, tapi jadilah anakku lagi di kehidupan mendatang. Aku menyayangimu, putriku”
Film ini menceritakan sosok ibu yang menyayangi anaknya dengan tulus dan menunjukkan kisah kehidupan sehari-hari tanpa ada yang terlalu di lebih-lebihkan. Awal mula hingga pertengahan film ini nyaris tak ada konflik yang cukup berarti. Jalan cerita dalam film ini tidak membosankan karena diselipkan bumbu-bumbu komedi dari sifat ibunya yang dapat membuat kita tertawa. Penonton akan dibuat terkesima dengan ending yang cukup menarik. Hal yang akan membuat semua mata tercengang dan berderai air mata saat sampai di ending dari film ini.
Moral Value: Bahagiakanlah Ibumu, Sebelum Terlambat
Habiskanlah waktu sejenak dengan ibu. Amati betapa tuanya beliau kini. Tiap kerutan hadir di wajah yang teduh itu. Sudahkan kita sekedar menanyakan kabarnya? Sudahkan kita peduli padanya walau hanya sebentar? Penyesalan selalu datang terlambat. Tak akan ada yang tahu siapa yang akan terlebih dahulu menghembuskan nafas terakhir.
Berbaktilah dan tersenyumlah. Bahagiakan Ibumu. Sebelum terlambat (AP/SA)
Leave a Reply