Sudah sekitar satu minggu ini, akun MasBen tidak menelurkan satu karyapun dalam redaksi Avepress.com. Saya (tak terlalu) yakin banyak pengunjung yang mencari-cari dan bertanya-tanya mengapa dan ada apa sebenarnya. Sang penulis yang cukup cetar ini kok tiba-tiba menghilang dari peredaran dan Pegasus radar Avepress.com.
Sebagai seorang penulis pemula (sebut saja seperti itu), beberapa hari ini saya seperti sedang mengalami dehidrasi inspirasi untuk menuliskan sebuah rangkaian kata yang indah nan mendamaikan. “Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi. . . Aku tersesat dan tak tau arah jarang pulang”, agaknya memang lirik lagu milik Cakra Khan tersebut yang sedang terjadi pada situasisasi dan konflik batin dalam diri.
Namun, memaknai kodrat sebagai makhluk yang tidak mau disalahkan. Saya punya beberapa alasan mengapa saya tidak menulis atau menelurkan sebuah tulisan.
Ishlah
Beberapa waktu yang lalu, saya mengikuti diskusi rutin di Averroes mengenai pemikiran dari Roland Barthez. Ketika asyik membicarakan mengenai teori tentang “Death of The Writer”, saya merenung tanpa henti. Pikiran saya mengawang-awang tanpa arah, saya mulai bertanya apa memang benar apa yang selama ini saya tuliskan ini tak berisi.
“Kosong adalah isi, isi adalah kosong”. Peribahasa milik Tong Sam Chong tersebut tiba-tiba menyeruak dan senantiasa terngiang salam pikiran saya. Akhirnya selama beberapa waktu saya tidak mencoba untuk membuat tulisan. Saya tetap dalam pencaharian dan perenungan mengenai ke-ishlahan dari tulisan dan menulis.
Proyek Budidaya Kutu Rambut
Sebulan yang lalu, saya ditawari oleh salah satu temanuntuk membuat sebuah business plan. Karena yang berkenaan tidak paham mengenai konsep dan ide, dia meminta saya untuk membuat draft business plan yang nantinya akan digarap bersama. Sehari setelahnya, ketika bangun tidur, saya dikejutkan dengan keberadaan makhluk misterius yang ada di bantal teman saya. Pengalaman tersebut akhirnya menjadikan saya tergerak untuk membuat business plan mengenai budidaya Kutu rambut. Hewan yang selama ini dianggap sebagai hewan tanpa manfaat ini sedang saya teliti. Tunggu saja, kedepan akan ada berita berjudul “Mengganti BBM dengan Kutu Rambut” atau “Melihat Strategi Politik Megawati Lewat Kutu Rambut”
Bertapa di Gunung Kawi
Melakukan nyekar atau bertapa sebenarnya bukanlah hobi atau kegiatan yang saya sukai. Namun, karena efek media yang lebih suka memberikan berita mengenai kehebohan batu akik daripada demonstrasi pemerintahan Wiwi, saya akhirnya juga terserang virus batu akik. Meski sadar bahwa media hari ini sedang dalam genggaman Wiwi, ternyata saya juga tidak bisa melakukan apapun. Ahh, mereka ini memang bisanya merepotkan rakyat saja. Intinya, saya beberapa hari ini melakukan pertapaan untuk mencari wangsit mengenai batu akik bacan yang memiliki warna seperti dalemannya Pak JK.
Terenyuh Goyang Dribble
Saya bingung harus menuliskan apa tentang Goyang dribble dan duo serigala. Silahkan lihat sendiri video goyang dribble, saya yakin nanti pembaca akan mengetahui alasan mengapa saya dilanda kebingungan.
Leave a Reply