Judul : Kidung Cinta Arya Kamandanu
Produksi : Genta Buana
Sutradara : E.W.S Yuwono dkk
Pemain : Anto Wijaya, Li Yun Juan, Hendra Cipta, Anika Hakim
Tahun : 1997
Syahdan, di Desa Kurawan, terlahir dua orang saudara dari keluarga tukang pandai besi di zaman Kerajaan Singosari. Arya Kamandanu dan Arya Dwipangga memiliki kelebihan yang berbeda dengan ayahnya (Mpu Hanggareksa). Arya Kamandanu lebih memilih untuk berkelana menemukan jati diri dan ngangsu kaweruh pada Mpu Ranubaya yang juga pendekar linuwih. Sedangkan kakaknya, Arya Dwipangga lebih memilih belajar sastra dengan puisi-puisi cinta guna memikat para wanita.
Suatu ketika, Arya Kamandanu jatuh cinta kepada gadis desa bernama Nari Ratih. Jalinan kisah cinta keduanya bak sepasang merpati. Tetiba, masuklah Arya Dwipangga dengan rayuan puisi-puisi cinta yang berhasil menipu kepolosan Nari Ratih. Nari Ratih hamil! Seketika pula Arya Kamandanu patah hati mendapati kabar tersebut. Arya Kamandanu mencoba melupakan kisah pilu cintanya pada Nari Ratih dengan belajar ilmu kanuragan pada Mpu Ranubaya.
Di saat Arya Kamandanu belajar ilmu kanuragan dan kadigjayan, Mpu Ranubaya pergi meninggalkan Desa Kurawan lantaran dituduh menjadi pengkhianat Kerajaan Singosari. Tuduhan tersebut muncul karena ia tidak mau menjadi abdi ndalem Kerajaan Singosari. Mpu Ranubaya pergi menyeberang ke Negeri Cina dengan tujuan membuat pusaka terakhir yang kelak diberi nama Pedang Naga Puspa. Hal inilah yang membuat Arya Kamandanu merasa bingung mencari guru untuk belajar ilmu kanuragan dan kadigjayan.
Singkat cerita, Mpu Ranubaya bunuh diri dengan Pedang Naga Puspa karena tidak ingin menyerahkan pedang pusaka tersebut kepada Kerajaan Mongolia. Namun, sebelum meninggal Mpu Ranubaya berpesan kepada Mei shin dan Kakak Lao agar menyerahkan pedang tersebut kepada Arya Kamandanu.
Kisah cinta Arya Kamandanu yang kedua bermula dari pertemuan dengan Mei Shin (istri Kak Lao) saat keduanya sedang bertarung menghadapi para prajurit dari Kerajaan Gelang-Gelang. Ketika itu, Kak Lao sedang luka parah terkena pukulan Segoro Geni dan Tapak Wisa milik Mpu Tong Bajil. Kak Lao akhirnya meninggal karena luka parah meskipun Arya Kamandanu sempat mencoba untuk menyembuhkan lukanya.
Perlahan benih-benih cinta antara Arya Kamandanu dengan Mei Shin tumbuh mekar. Masalah kembali muncul ketika Arya Kamandanu akan menikahi Mei Shin. Arya Dwipangga kembali berulah! Ia menculik lalu meniduri Mei Shin, Mei Shin pun hamil. Seketika hati Arya Kamandanu hancur. Untuk kedua kalinya ia kembali dipaksa merasakan penderitaan akibat kelakuan bejat kakaknya. Arya Kamandanu marah dan menuntut balas, pertempuran sedarah pun tak terelakkan. Arya Dwipangga terpojok, ia terperosok ke dalam jurang setelah terkena pukulan Arya Kamandanu.
Kisah cinta terakhir Arya Kamandanu adalah dengan seorang pendekar pengelana bernama Sakawuni. Meski awalnya Arya Kamandanu menolak cinta Sakawuni, pada akhirnya ia luluh akan ketulusan cinta Sakawuni. Pernikahan keduanya dikarunai anak bernama Jambu Nada. Nama tersebut diberikan karena dampak dari ilmu sembilan naga yang menyebabkan kepala Jambu Nada bersisik. Akhirnya, Arya Kamandanu harus menerima kenyataan menjadi orang tua dari anak-anak keturunan kakaknya. Panji Ketawang, anak dari Nari ratih dan Ayu Wandira, anak dari Mei Shin.
Ajaran hidup sebagai seorang laki-laki yang rela dan ikhlas menerima kenyataan pahit kisah cinta dalam kehidupan begitu kuat diperankan karakter Arya Kamandanu. Ia tetap tegar meskipun cintanya yang teramat besar dihancurkan dua kali oleh saudara kandung. Hebatnya, karena ketegaran dan sifat welas asih yang dimiliki Kamandanu, ia tetap mau merawat dan membesarkan semua buah hati kakaknya tersebut.
Dari Arya Kamandanu pula kita diajarkan mengenai takdir Tuhan akan adanya jodoh. Bahwa jodoh sudah digariskan, tak bisa diubah dan harus dilalui dengan ikhlas dengan segenap ikhtiar dan do’a pada yang maha kuasa. Maka berusahalah untuk jodoh, selebihnya biarkan Tuhan yang memutuskan.
Leave a Reply