Judul : Manjhi The Mountain Man
Sutradara : Ketan Mehta
Pemain : Nawazuddin Siddiqui, Radhika Apte dan Ashutosh Acharya
Produksi : Viacom18 Motion Picture
Tahun : 2015
Idiom adoh ratu cedhak watu milik leluhur orang Jawa agaknya terjadi secara riil dalam kehidupan Dasrath Manji. Ia adalah seorang pemuda biasa yang hidup sebagai salah satu golongan atau kasta terendah di India. Ia tinggal di Desa Gehlore, daerah yang cukup jauh dari pusat keramaian. Desa Gehlore terpisahkan gunung batu dari akses utama kehidupan. Alih-alih kendaraan bermotor, sepeda pancal saja masih menjadi harta kepemilikan yang mewah.
Meski termasuk dalam kasta sudra, Manjhi sering kali berujar mengenai kesetaraan dalam kehidupan. Entah karena ia memang membenci sistem kasta, atau karena ia tak terima terlahir sebagai kasta sudra. Faktanya, oleh golongan diatasnya, Manjhi sering kali mendapatkan tindakan represif dan penyiksaan fisik hanya karena salah bicara atau dianggap kurang beretika.
Suatu ketika, ia terlibat cinta romantis dengan seorang gadis bernama Phaguniya. Ia kemudian nekat kawin lari dengan Phaguniya. Setelah menikah kehidupan keluarga kecil ini begitu bahagia, meski terkadang terjadi beberapa cekcok sebagai bumbu-bumbu keluarga.
Beberapa bulan setelah pernikahannya, Phaguniya bercerita bahwa ia tengah hamil. Mendapati berita tersebut, Manjhi begitu girang dan menjadi lebih bersemangat untuk bekerja. Masalah muncul sesaat ketika Phaguniya akan melahirkan. Manjhi yang kebingungan akhirnya memilih untuk segera membawa sang istri ke rumah sakit melewati gunung. Dibandingkan dengan melewati jalan desa, akses jalan melewati gunung adalah medan tercepat untuk segera sampai di rumah sakit. Nahas. Di tengah perjalanan melewati medan terjal Sang istri terlempar dan meninggal.
Merasa tidak terima dengan takdir yang hinggap di hidupnya, Manjhi memaki gunung tersebut. Ia melempari gunung tersebut dengan batu hingga terjadi kobaran api yang menghebohkan warga. Beberapa hari setelahnya, Manjhi bertekad untuk membuat jalan agar tidak ada lagi korban sebagaimana yang dirasakan istrinya. Ia memahat gunung untuk dijadikan akses jalan bagi warga desanya. Sayangnya, oleh warga desa ia dianggap sebagai orang tidak waras.
Usaha yang dilakukannya tidak hanya menghancurkan gunung. Ia beberapa kali meminta bantuan pemerintah setempat hingga berjalan ribuan kilometer dari Gehlore hingga Mumbai. Namun sayang, Manjhi yang polos tidak tahu bagaimana kondisi politik pemerintahan yang penuh tendensi dan kepentingan. Karena merasa pemerintah tidak bisa membantu, ia kembali ke desa, meneruskan aktivitas menghancurkan gunung hingga 22 tahun lamanya.
Kisah nyata yang dijadikan film berjudul “Manjhi, The Mountain Man” ini begitu apik digarap oleh Sutradara Ketan Mehta. Diperankan oleh Nawazuddin Siddiqui, karakter Manjhi seolah begitu nyata dihadirkan kepada penonton. Tidak ada unsur lebay dalam setiap adegan yang ditampilkan. Alur yang terkesan lambat tertutupi dengan penyajian mendetail mengenai bagaimana kehidupan warga desa sesungguhnya.
Manjhi akhirnya menutup usia pada tahun 2007 lalu karena kanker yang dideritanya. Ia meninggalkan banyak cerita tentang bagaimana menjalani hidup. Jasadnya dimakamkan secara kenegaraan di Bihar. Karena jasanya pula, kini Pemerintah India sudah membuat jalan yang layak untuk akses menuju Desa Gehlore.
Kisah ini bukanlah cerita revolusioner bak Che Guevara atau bentuk protes akan mbobroknya suatu pemerintahan selayaknya gerakan Kaum Oposan. Ini hanya sebuah cerita sederhana tentang kesetiaan dan cinta. Ya. Kesetiaan kepada seorang wanita dan cinta kepada sesama. Hablum minannas, kita mengenalnya.
Leave a Reply