Kemacetan adalah sebuah fenomena. Fenomena yang hampir setiap orang pernah mengalaminya. Fenomena ini banyak terjadi di kota-kota besar. Bahkan, sekarang sudah menyerang daerah perkampungan dan pedesaan.
Kemacetan bisa terjadi karena banyak hal. Bisa dikarenakan ada acara, ada tamu negara yang sedang melewati jalan raya, atau juga ada kecelakaan di jalan raya.
Tak jarang, kemacetan menyebabkan kecelakaan. Bagi banyak orang, terkadang, kemacetan dapat menimbulkan sifat egois. Harapan dan keinginan segera mencapai tempat tujuan biasanya memunculkan sifat egois dan kalap.
Namun, ujian kemacetan inilah yang dapat membedakan sifat seseorang satu dengan lainnya. Perihal bagaimana setiap individu menyikapi kemacetan. Apalagi jika di bulan Ramadhan seperti sekarang. Semua dituntut untuk lebih sabar karena benturan dengan keabsahan puasa.
Menahan, arti harfiah kata shoum. Menahan bukan hanya perkara tidak makan, tidak minum, tidak merokok atau juga tidak berhubungan badan. Tapi, lebih dari itu, menahan berarti mampu menjaga atau mensterilkan diri (baik lahiriah maupun batiniah) dari segala hal yang membatalkannya. Termasuk dalam urusan menjaga amarah menghadapi kemacetan.
Dunia lalu lintas jalan raya sebenarnya sudah memberikan rambu-rambu untuk dipatuhi para penggunanya. Tetapi, masyarakat banyak yang mengabaikan. Apalagi ketika tidak ada petugas dari dinas terkait atau pun dari pihak kepolisian lalu lintas.
Lebih jauh, kemacetan dapat dikaitkan dengan lain konteks. Semisal dihubungkan dengan dunia pekerjaan. Mereka yang lulus namun belum pasti mendapat jaminan pekerjaan akhirnya menyebabkan pengangguran. Angka pengangguran yang tinggi menjadikan perkembangan perekonomian macet.
Inilah yang membedakan antara kemacetan lalu lintas jalan dengan kemacetan perekonomian. Meski keduanya sudah mulai diantisipasi, namun upaya tersebut belumlah maksimal. Namun, upaya untuk membenahi kemacetan perekonomian membutuhkan perencanaan yang strategis dan tepat.
Semisal dengan membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk seluruh masyarakat dengan berbagai pilihan minat dan bakat masing-masing. Kalaupun pemerintah memperhatikan masyarakat dengan baik, banyak cara bisa dilakukan. Membuat kesepakatan dengan perusahaan untuk rekrutmen karyawan dari mahasiswa terbaik perguruan tinggi misalnya.
Kemacetan yang kita pahami hari ini sebenarnya belumlah terlalu dalam sampai ujungnya. Karena pada dasarnya semua hati yang dipenuhi iri, dengki, dan pikiran negatif, adalah hati yang sedang mengalami kemacetan. Tentu saja. Macet dalam menemukan dan membedakan mana yang baik dan buruk
Sumber gambar: http://3.bp.blogspot.com/–TSuN_Kab94/UgYYzIeuJ-I/AAAAAAAABF8/GiJ_gHH760k/s1600/141041_nagrek.jpg