Bila nanti ajalku tiba
kubur abuku di tanah Toba
di tanah danau perkasa
terbujur disamping Bunda.
Bila ajalku nanti tiba
bongkah batu alam letakkan
pengganti nisan di pusara
tanpa ukiran tanpa hiasan
kecuali pesan mahasuci
restu Ibunda ditatah di batu
Si Anak Hilang telah kembali!
Kujemput di pangkuanku!
Puisi di atas merupakan salah satu dari sekian banyak puisi yang lahir dari tangan seorang Sitor Situmorang. Dalam puisi yang berjudul Tatahan Pesan Bunda tersebut, Sitor Situmorang seakan ingin menitipkan pesan bahwa kelak, ketika ia telah menutup usia dan tubuhnya telah rebah untuk selama-lamanya ia ingin dikebumikan di tanah Toba, bersebelahan dengan makam sang Bunda. Dan agaknya pesan tersebut kini akan menjadi kenyataan. Pasalnya dalam usia 91 tahun, 21 Desember 2014 waktu Belanda, Sitor Situmorang diketahui wafat di negeri kincir angin.
Selamat Jalan wahai Sitor Situmorang. Aku yakin meskipun suatu hari nanti akan lahir sosok sastrawan sehebat atau bahkan lebih hebat darimu, namun, percayalah, sosokmu tak akan pernah terganti bagi bumi pertiwi.
Leave a Reply