Sebagian besar petani berkeinginan untuk memiliki hasil produksi yang melimpah dengan ongkos produksi rendah. Mereka juga berkeinginan proses produksi yang dilakukan tidak merusak lingkungan. Tiga keinginan ini dapat dilakukan menggunakan konsep pertanian berkelanjutan. Salah satu contohnya adalah proses perpaduan antara sistem budidaya tanaman dengan peternakan. Selain itu, pertanian berkelanjutan juga bisa dilaksanakan dalam sebuah kegiatan komunitas dengan tujuan agar menggerakkan kesadaran akan pentingnya kelestarian lingkungan.
Secara garis besar, terdapat lima manfaat pertanian berkelanjutan di antaranya: Pertama, hasil pertanian dan peternakan stabil sepanjang tahun; Kedua, pencegahan pada kerusakan ekosistem; Ketiga, produk pertanian lebih sehat karena ditanam secara organik; Keempat, menaikkan harga jual lebih baik jika dibandingkan dengan hasil panen konvensional pada komoditas tanaman dan ternak (ternak dan turunannya, seperti telur ayam) yang sama; Kelima, penghematan biaya produksi.
Perlakuan Organik
Contoh skema penerapan pertanian berkelanjutan adalah pada perkebunan buah dan sayur. Pada perkebunan ini proses budidaya dapat dilakukan secara organik dan dikorelasikan dengan peternakan ikan, semut, burung dan ayam. Dalam praktiknya, perkebunan sayur dan buah dijalankan secara organik, artinya tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia sintetis, karena pupuk dan pestisida (Biophytopatronoum-H) yang digunakan dapat dibuat sendiri dengan bahan-bahan dari alam.
Perkebunan sayur yang ditanam secara organik di awal-awal penanaman memang mengalami penurunan kualitas. Akan tetapi itu tidak akan lama karena masih masuk pada fase pemulihan hara tanah dan faktor resistensi hama pada penyemprotan sebelumnya. Pemulihan hara tanah tersebut bisa dibantu dengan menggunakan kompos dan pupuk kandang yang didapatkan dari peternakan ayam dan burung. Sedangkan untuk pencegahan hama bisa menggunakan pestisida nabati yang dibuat dari dedaunan, biji-bijian dan rimpang tanaman tertentu. Untuk perkebunan sayur dan buah saya akan memilih berdasarkan jenis tanaman sebagai berikut;
- Tanam sekali tapi panen berulang-ulang (Contoh: Cabai, terong dll)
- Minim yang memanan namun banyak yang membutuhkan (Contoh: Kale dan kailan)
- Memiliki sifat atraktan dan repellant bagi Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), seperti serai wangi
- Mudah perawatan dan sesuai daratanya
Pemberian pakan ternak (ayam dan burung) bisa dengan sayur dan buah yang telah ditanam di kebun, biasanya pakan ternak tersebut merupakan hasil sortasi panen yang tidak layak untuk dijual atau masuk ke Grade D. Setiap hari biasanya akan selalu ada saja panen yang dilakukan dan akan selalu ada tanaman yang memiliki Grade D yang dapat diberikan pada ternak.
Budidaya Tanaman dan Peternakan
Untuk Grade A biasanya hasil panen dijual pada konsumen, namun bila menginginkan harga yang lebih maka dapat dijual pada Supermarket. Sedangkan Grade B dijual ke Pasar atau Supermarket dalam bentuk yang sudah diberi perlakuan, misalnya kacang tanah yang sudah dikupas. Selanjutnya, untuk Grade C biasanya dikonsumsi sendiri oleh petani karena secara kualitas gizinya masih layak dengan Garde A dan B, hanya saja terdapat bentuk yang jelek atau patahan pada tangkai daun sawi. Pemberian pakan sayur-sayuran organik pada ayam dan burung dapat menjamin keselamatan ternak dari efek keracunan pestisida.
Semut juga merupakan jenis hewan yang juga memiliki kaitan dengan pertanian berkelanjutan. Pada jenis rangrang memiliki harga jual yang berbeda-beda di tiap daerah, semisal di daerah Cilegon dan Serang, semut rangrang dihargai 250.000 – 300.000/kg. Telur semut rangrang bisa dijual ke kios burung karena telur semut rangrang berfungsi sebagai Doping atau extra food untuk burung kicau dan burung ternakan. Bila ingin dijual sebagai bibit, ratu semut rangrang biasa dihargai 40.000 – 50.000/ekor, sedangkan calon ratu dihargai 15.000 – 25.000/ekor, untuk yang ingin membeli bibit dalam bentuk koloni per-toples (Sosis Sonice) biasanya dihargai 20.000/toples. Ternak semut sangatlah mudah, karena kita sebagai peternak hanya perlu menyediakan tempat yang layak sesuai seperti habitatnya dengan pakan dari sisa sayur dan buah dari hasil perkebunan. Sebagai bahan perhitungan kasar, pepaya ukuran 5 kg dan dapat diberikan pada koloni semut sebanyak 50 toples untuk tiga hari dan itupun biasanya masih sisa, bila tak ada pepaya dapat diganti dengan buah jenis lain dari kebun.
Oleh; Anis Mustofa
Leave a Reply