[fresh_one_half][fresh_alert color=”green”]Jika ada yang keberatan dengan tulisan ini, maka sebelum anda melanjutkan sampai akhir, akan lebih baik jika anda segera menutup jendela web ini ![/fresh_alert][/fresh_one_half]
Bagi saya, Vicky Prasetyo bukanlah artis yang kondang gegara aji mumpung. Ia bukanlah artis Youtube seperti Briptu Norman, Raisa, ataupun artis yang mendadak terkenal karena bantuan media online. Vicky melebihi batas keilmuan dan nalar pikir manusia. Ia adalah sosok yang sudah diberikan something oleh tuhan.
Di dunia sepakbola, jika ada yang sama dengan Vicky. Maka tak lain adalah sang super star, Lionel Messi. Sebagai seorang Cules (sebutan untuk pendukung Barcelona FC), agaknya saya sedikit risih jika harus mengakui dan membuat tulisan ini. Namun, karena berbagai alasan pikiran tersebut saya hilangkan. Karena memang keduanya sama, keduanya seperti kembaran yang ditaruh oleh tuhan di belahan bumi yang berbeda.
Bakat alam
Menilik dari bagaimana Vicky terkenal memang tidak akan bisa dilepaskan dengan kasusnya dengan Zaskia Gotik. Namun, bagi saya, bukan itu yang benar-benar menjadikan dirinya terkenal. Ia terkenal karena ciri khasnya, Vickynisasi. Kala itu, Indonesia seperti diguncang oleh munculnya fenomena baru. Ya, Vicky tidak harus menjual goyangan yang mengumbar kemolekan tubuh, ia juga tak perlu repot-repot meniru gaya lenggak-lenggok artis lainnya. Ia hanya cukup dengan mengucapkan beberapa kata seperti konspirasi kemakmuran, labil ekonomi, dan bahasa-bahasa ganjil lainnya. Lalu apa yang terjadi? Vicky adalah pujaan bagi mereka yang rindu genre guyonan baru yang tidak pernah ditampilkan oleh para pelawak kita.
Jika Vicky booming dengan bakat akan kemampuan berkomunikasi dan bahasanya. Messi juga muncul dengan bakat alam akan kemampuannya bermain bola. Messi tidak harus bergaya bak seorang artis sepakbola. Ia juga tidak perlu menggocek pemain lain dengan gaya berputar-putar tidak jelas yang dapat menipu kawan dan lawan. Cukup mengeluarkan bakatnya dan berlari meninggalkan lawan dibelakangnya.
Gaya Rambut
Bagi kebanyakan orang, Cristiano Ronaldo merupakan sosok idola yang harus ditiru. Tidak hanya kemampuannya dalam bermain bola, akan tetapi juga style busana dan model rambutnya. Model rambut yang staylish dan mencerminkan manusia modern menjadikan Ronaldo sebagai salah satu panutan kebanyakan anak muda dalam potongan model rambut. Selain Ronaldo, tentu publik remaja Nusantara akan melirik model rambut ala K-Pop.
Jauh dari kedua fakta diatas, Vicky dan Messi ternyata lebih memilih gaya yang berbeda. Model rambut yang mereka pakai jauh dari selera gaul atau keren. Keduanya lebih memilih model rambut yang mengartikan sebagai sosok yang kalem dan dewasa. Andai diberikan keabsahan untuk mengira-ngira, saya yakin keduanya saat itu potong rambut bareng dalam satu salon. Indikasi terkuat adalah mereka berdua potong rambut di Rabel Salon.
Penggocek Nomor Satu
Saya teringat mengenai konsep sebagai seorang laki-laki sebagaimana yang dikatakan oleh kakak saya. “Bukan laki-laki jika tidak memiliki jiwa adventurer, jiwa penakluk, dan jiwa penggoda”. Konsep tersebut memang sarat akan perdebatan, tetapi bagi saya itu bukanlah konsep yang harus diperdebatkan. Akan tetapi, perkataan tersebut saya jadikan pertanyaan. “Apa saya mampu menjadi laki-laki seperti itu?”.
Messi dengan bakat dan keahliannya dalam mengolah bola adalah sosok penakluk di lapangan. Ia adalah perpaduan antara Toming Tse dengan Hua Ce Leii di film Meteor Garden. Lalu bagaimana dengan Vicky? Vicky terlalu istimewa sebagai lelaki. Ia mampu menggocek hampir seluruh wanita yang didekatinya. Saya berani bertaruh kemungkinan prosentase kemampuan menggoceknya hampir 99, setara dengan kemampuan Messi di permainan Playstation.
Selebrasi dan Salam Aqidah
Apa yang dilakukan oleh Vicky ketika pertama muncul atau keluar dari sebuah acara di televisi? Tepat, Vicky senantiasa mengacungkan kedua tangannya keatas sembari berkata “salam aqidah”. Bagi Vicky, salam tersebut merupakan bentuk rasa syukur atas segala nikmat yang diberikan oleh tuhan.
Hampir sama dengan yang dilakukan oleh Vicky, Messi juga tak pernah lupa mengacungkan tangan ketika ia mencetak gol. Selebrasi dengan mengacungkan kedua tangan itu dimaksudkan untuk penghormatan kepada neneknya yang sudah lama pergi.
Begitulah kisah tentang keduanya, mereka memang terlahir dari Rahim yang berbeda. Hingga detik ini, mungkin juga belum kenal satu sama lain. Tapi, beberapa persamaan diatas bukankah sudah mewakili persamaan dan kemiripan antar keduanya. Jika ada pepatah “Bagai pinang dibelah dua”, mungkin persamaan keduanya lebih tepat diibaratkan “Bagai belahan rambut Charli Van Houten”.
Leave a Reply